KESEMPURNAAN SENI WARNA ILAHI
HARUN YAHYA
DAFTAR ISI
Pendahuluan: Dunia yang Beraneka
Warna
Bab 1 Apakah
Warna Itu? Bagaimana Warna Dibuat?
• Peran
Retina dalam Melihat
Bab 2 Desain
dalam Warna
• 1.
Cahaya, Kehidupan dan Warna
• 2.
Atmosfer: Perisai Pelindung Bumi
• 3.
Cahaya Menumbuk Benda/Materi
• 4.
Cahaya Datang ke Mata
• 5.
Dunia Penuh Warna di dalam Otak yang Gelap
Bab 3 Pigmen:
Molekul-Molekul Penghasil Warna
• Contoh-Contoh
Jenis Pigmen
Melanin: Sumber Warna Pelindung
• Sumber
Warna yang Hidup
Bab 4 Bahasa
Warna
• Kamuflase
• Teknik-Teknik
Kamuflase pada Reptil
• Reptil
Penyamar Paling Populer: Bunglon
• Perubahan
Warna Menurut Lingkungan
• Warna
Peringatan
• Warna
pada Burung
• Kupu-kupu
• Mata
Palsu Kupu-kupu
• Kamuflase
Kupu-kupu
• Bintik
Hitam yang Menyerap Cahaya
• Warna-Warna
di Bawah Laut
• Desain
Warna pada Tanaman
• Pernahkah
Anda Berpikir Mengapa Tanaman Berwarna Hijau?
• Bagaimana
Aneka Warna Muncul pada Tanaman
Bab 5 Keselarasan
dan Simetri: Topik yang Tak Dapat Dijelaskan Evolusi
• “Warna”,
Kebuntuan Evolusi
• Simetri
di Alam Tidak Mungkin Bermula secara Kebetulan
Bab 6 Kesimpulan
KEPADA PEMBACA
Buku ini berisi fakta-fakta yang
meruntuhkan teori evolusi. Semua ini untuk menangkal kekeliruan pandang akibat
teori ini, yang telah begitu lama menjadi landasan bagi semua filsafat
anti-Tuhan. Darwinisme menolak fakta penciptaan, dan lebih jauh lagi, penciptaan
Allah, dan selama 140 tahun terakhir filsafat ini telah membuat banyak orang
meninggalkan kepercayaannya atau jatuh ke dalam keraguan. Oleh karena itu,
sangat penting kiranya menunjukkan bahwa teori ini merupakan suatu kekeliruan
dan penipuan, dan menyebarkannya kepada semua orang.
Seperti dalam buku-buku lain karangan
penulis, penjelasan yang disampaikan dilengkapi dengan ayat-ayat Al Quran dan
para pembaca diajak untuk mempelajari dan hidup dengan ayat-ayat tersebut.
Semua subjek yang berhubungan dengan ayat-ayat Allah dijelaskan tanpa
meninggalkan ruang apa pun bagi keraguan atau pertanyaan dalam pikiran pembaca.
Penuturan yang tulus, terus-terang
dan lancar akan memungkinkan setiap pembaca dari berbagai usia dan kelompok
sosial memahami buku-buku ini dengan cepat dan mudah. Bahkan mereka yang keras
menentang ketuhanan akan tersentuh dengan fakta-fakta yang diungkapkan dalam
buku-buku ini dan tidak dapat membantah kebenaran isinya.
Buku ini dan semua karya-karya lain
dari penulis dapat dibaca secara perorangan atau dikaji bersama dalam suatu
diskusi. Membaca buku-buku ini dalam kelompok pembaca akan sangat bermanfaat,
karena para pembaca dapat mengutarakan perenungan dan pengalaman mereka kepada
yang lainnya.
Akhirnya, buku-buku yang ditulis semata
untuk mencari keridhaan Allah ini dapat menjadi sarana yang amat efektif untuk
memahami maupun menyampaikan Islam kepada orang lain.
TENTANG PENGARANG
Pengarang, yang menulis dengan nama
pena HARUN YAHYA, lahir di Ankara pada tahun 1956. Setelah menyelesaikan
sekolah dasar dan menengahnya di Ankara, ia kemudian mempelajari seni di
Universitas Mimar Sinan, Istambul dan filsafat di Universitas Istam-bul.
Semenjak 1980-an, pengarang telah menerbitkan banyak buku bertema politik,
keimanan, dan ilmiah. Harun Yahya terkenal sebagai penulis yang menulis
karya-karya penting yang menyingkap kekeliruan para evolusionis,
ketidak-sahihan klaim-klaim mereka dan hubungan gelap antara Darwinisme dengan
ideologi berdarah seperti fasisme dan komunisme.
Nama penanya berasal dari dua nama
Nabi: “Harun” dan “Yahya” untuk memuliakan dua orang nabi yang berjuang melawan
kekufuran. Stempel Nabi pada cover buku-buku penulis bermakna simbolis yang
berhubungan dengan isi bukunya. Stempel ini mewakili Al Quran, kitabullah terakhir,
dan Nabi kita, penutup segala nabi. Di bawah tuntunan Al Quran dan Sunah,
pengarang menegaskan tujuan utamanya untuk menggugurkan setiap ajaran
fundamental dari idelogi ateis dan memberikan “kata akhir”, sehingga membisukan
sepenuhnya keberatan yang diajukan melawan agama.
Semua karya pengarang ini berpusat
pada satu tujuan: menyampaikan pesan-pesan Al Quran kepada masyarakat, dan
dengan demikian mendorong mereka untuk memikirkan isu-isu yang berhubungan
dengan keimanan, seperti keberadaan Tuhan, keesaan-Nya, dan hari akhirat, dan
untuk menunjukkan dasar-dasar lemah dan karya-karya sesat dari sistem-sistem
tak bertuhan.
Karya-karya Harun Yahya dibaca di
banyak negara, dari India hingga Amerika, dari Inggris hingga Indonesia.
Buku-bukunya tersedia dalam bahasa Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Spanyol,
Portugis, Urdu, Arab, Albania, Rusia, Serbia-Kroasia (Bosnia), Polandia,
Melayu, Turki Uygur, dan Indonesia, dan dinikmati oleh pembaca di seluruh
dunia.
Pendahuluan:
Dunia yang
Beraneka Warna
Pernahkah terpikir oleh Anda seperti
apa hidup di dunia tanpa warna? Bebaskan diri Anda sejenak dari pengalaman
Anda. Lu-pakan semua yang pernah Anda pelajari. Dan mulailah menggu-nakan
imajinasi. Coba bayangkan badan Anda, orang-orang di sekitar Anda, lautan,
langit, pohon-pohon, bunga-bunga, singkatnya, semua-nya, berwarna hitam.
Bayangkan bahwa di sekeliling Anda tidak ada warna. Coba pikirkan, bagaimana
perasaan Anda jika orang, kucing, an-jing, burung, kupu-kupu, dan buah-buahan
tidak berwarna sama sekali. Tentunya Anda tidak mau hidup di dunia seperti itu,
bukan?
Dalam benak kebanyakan orang, mungkin
tidak pernah terpikirkan, betapa beraneka warnanya dunia tempat hidup mereka;
atau diper-tanyakan, bagaimana keanekaragaman warna seperti ini ada di bumi,
atau seperti apa jadinya jika ada sebuah dunia tanpa warna. Ini karena setiap
orang dengan penglihatan normal dilahirkan ke dunia yang penuh warna. Tetapi,
sebuah model dunia hitam putih, tanpa warna, bukanlah suatu hal yang tidak
mungkin terjadi. Justru karenanya, dunia yang penuh warna cemerlang, tempat
kita hidup, menjadi benar-benar mengagumkan. (Da-lam bab-bab selanjutnya, akan
didiskusikan secara terperinci mengapa keberadaan dunia penuh warna ini
demikian mengagumkan).
Sebuah dunia tanpa warna biasanya
dibayangkan hanya terdiri dari hitam, putih dan nuansa abu-abu. Tetapi, hitam,
putih dan nuansa abu-abu sebenarnya warna juga. Maka, sulit sekali membayangkan
ketiadaan warna. Untuk menjelaskan ketiadaan warna, seseorang selalu merasa
per-lu menyebutkan satu warna. Orang mencoba menjelaskan ketiadaan war-na
dengan pernyataan seperti, “Tidak ada warna, benar-benar hitam,” atau “Wajahnya
sama sekali tidak berwarna; putih sekali.” Sebenarnya, semua itu bukan
penjelasan tentang ketiadaan warna, melainkan hanya sebuah dunia hitam putih.
Cobalah, selama sedetik saja,
membayangkan bahwa, tiba-tiba saja, semua kehilangan warnanya. Dalam keadaan
demikian, segala sesuatu akan saling bercampur dan akan menjadi mustahil
membedakan satu objek dengan objek lainnya. Akan mustahil melihat, misalnya,
jeruk, stro-beri atau serangkai bunga di atas sebuah meja kayu, karena jeruk
itu tidak berwarna oranye, meja itu tidak berwarna coklat, dan stroberi itu
juga tidak berwarna merah. Betapa tidak nyaman bagi seseorang untuk hidup di
dunia tanpa warna, sekalipun hanya sesaat. Karena dunia seperti itu bahkan
sulit untuk digambarkan.
Warna berperan penting dalam
komunikasi manusia dengan dunia luar, dalam kelancaran fungsi ingatannya, dan
dalam pemenuhan fungsi belajar otaknya. Ini karena manusia dapat mengaitkan
dengan tepat antara kejadian dan tempat, antara orang dan objek, hanya dari
penampakan luar dan warnanya. Pendengaran atau sentuhan saja tidak cukup untuk
mendefinisikan objek. Bagi manusia, dunia luar mempunyai makna hanya jika
dilihat secara keseluruhan dengan warnanya.
Keanekaragaman warna tidak hanya
memudahkan pengenalan pelbagai objek dan lingkungan sekeliling kita.
Keselarasan warna yang sempurna di alam semesta memberikan kenikmatan sangat
besar bagi jiwa manusia. Untuk dapat melihat keselarasan ini dari setiap
detilnya, manusia telah dilengkapi sepasang mata dengan rancangan sangat
isti-mewa. Di dunia makhluk hidup, mata manusia paling fungsional dan dapat
menangkap warna-warni dalam detail sekecil-kecilnya, sedemi-kian rupa sehingga
mata manusia sensitif terhadap jutaan warna.1 Nyata sekali bahwa alat
penglihatan manusia yang bekerja begitu sempurna telah dirancang khusus untuk
melihat dunia penuh warna.
Satu-satunya makhluk di bumi yang
dapat memahami keberadaan keteraturan seperti itu di alam semesta adalah
manusia, karena ia mem-punyai kemampuan untuk berpikir dan menggunakan nalar.
Jadi, ber-dasarkan semua uraian di atas, kita simpulkan sebagai berikut:
Setiap detil, pola dan warna di
langit dan di bumi telah diciptakan bagi manusia agar ia mengakui dan kemudian
menghargai keteraturan ini dan memikirkannya. Warna-warni di alam telah diatur
sedemikian rupa sehingga mempunyai daya tarik bagi jiwa manusia. Keselarasan
dan simetri sempurna tampak dalam warna, baik di dunia makhluk hidup maupun
benda mati. Situasi ini tentu saja akan membangkitkan pertanyaan-pertanyaan
dalam pikiran seseorang yang berpikir, misalnya:
Apa yang membuat bumi beraneka warna?
Bagaimana warna-war-na itu, yang menjadikan dunia kita luar biasa indah, dapat
terjadi? Siapa yang merancang keanekaragaman warna dan keselarasan di antara
war-na-warna tersebut?
Bisakah dikatakan bahwa segala
sesuatu muncul begitu saja karena perubahan-perubahan tak terarah yang
ditimbulkan oleh serangkaian kejadian kebetulan?
Tentu saja, tak seorang pun akan
menyatakan kemustahilan seperti itu. Kebetulan-kebetulan tak terkontrol tidak
dapat menciptakan apa pun, apalagi miliaran warna. Coba saja amati sayap
kupu-kupu atau bunga beraneka warna, yang masing-masing bagaikan keajaiban
seni. Jelas, tidak mungkin bagi akal sehat menganggap semua ini adalah hasil
dari proses yang tidak disengaja.
Kita akan memahami lebih baik fakta
ini jika kita mengambil sebuah contoh. Ketika seseorang melihat sebuah lukisan
yang menggambarkan pohon dan bunga di alam, ia tidak akan berkata, atau bahkan
berpikir, bahwa keselarasan warna, keteraturan pola dan desain dalam lukisan
ini muncul begitu saja karena kebetulan. Jika orang lain datang dan berkata,
“Kaleng-kaleng cat itu terguling ditiup angin, catnya tercampur, dan de-ngan
pengaruh hujan dan lain-lain, dan setelah melalui waktu yang lama, lukisan
indah ini terbentuk“, pastilah tak ada orang yang menganggapnya serius. Ada
situasi yang sangat menarik di sini. Meskipun tidak ada orang yang berusaha
mengajukan pernyataan tak masuk akal seperti itu, ada saja orang yang
menyatakan bahwa pewarnaan dan simetri sempurna di alam muncul melalui
proses-proses tidak disengaja. Evolusionis, misalnya, membuat tesis tentang
proses-proses kebetulan untuk menjelaskan masa-lah ini, dan mereka mengadakan
berbagai riset. Mereka tidak sungkan-sungkan mengeluarkan pernyataan-pernyataan
tidak berdasar dalam masalah ini.
Ini adalah kebutaan nyata, dan dengan
kebutaan seperti itu, orang akan sulit untuk disadarkan. Namun, seseorang yang
bisa lolos dari ke-butaan ini dengan menggunakan akalnya, akan memahami bahwa
dia sebenarnya hidup dalam lingkungan yang penuh keajaiban di bumi. Dia juga
akan mengakui sepenuhnya bahwa lingkungan yang dilengkapi dengan kondisi paling
cocok untuk kelestarian hidup manusia, tidak mungkin terjadi karena kebetulan.
Seperti orang yang berpikir dan
mengakui keberadaan seorang pelu-kis ketika dia melihat lukisan, dia akan
mengerti bahwa lingkungan multiwarna di sekelilingnya yang penuh keselarasan
dan demikian indah juga ada penciptanya.
Pencipta ini adalah Allah, yang tidak
bersekutu dalam penciptaan, yang menciptakan segala sesuatu dengan penuh
keselarasan, dan yang menempatkan kita di dunia ini dalam limpahan banyak
keindahan de-ngan jutaan warna. Semua yang Allah ciptakan selaras sempurna satu
dengan lainnya. Allah menggambarkan keunikan cita rasa seni-Nya dalam
penciptaan melalui ayat Al Quran:
“Dialah yang telah menciptakan tujuh
langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat cacat pada ciptaan Tuhan
Yang Maha Pemurah. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat ada kekurangan?
Kemudian pandanglah sekali lagi, niscaya pengli-hatanmu akan kembali kepadamu
tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.“
(QS. Al Mulk, 67: 3-4) !
Picture Text
Kita selalu melihat dunia penuh warna
Jika gambar-gambar di atas dan di
bawah ini dibandingkan, kenikmatan melihat dunia penuh warna akan lebih mudah
dirasakan. Warna adalah salah satu karunia yang diberikan Allah kepada manusia
di dunia
baB 1
Apakah Warna Itu?
Bagaimana Warna Dibuat?
Beberapa detil mempunyai tempat
penting dalam pikiran manusia dan itu tidak akan pernah berubah. Mari kita
mulai dengan pohon, yang sangat akrab dalam pandangan kita. Warna pohon hampir
pasti hijau atau nuansa hijau. Diketahui pula bahwa pada musim gugur, dedaunan
berubah warna. Sama halnya, langit berwarna biru, nuansa abu-abu saat mendung
atau kuning dan merah saat matahari terbit dan terbenam. Warna-warna buah tidak
pernah berubah; warna buah jambu dan salak sudah seperti itu, dan selalu kita
kenali dengan baik. Setiap makhluk hidup dan objek yang dipegang di bawah
cahaya memiliki warna. Perhatikan baik-baik pelbagai benda di sekeliling Anda.
Apa yang Anda lihat? Meja, kursi, pepohonan yang terlihat dari jendela, langit,
dinding rumah, wajah-wajah orang lain, buah yang Anda makan, buku yang Anda
baca saat ini.… Masing-masing mempunyai warna berbeda. Pernahkah Anda pikirkan,
bagaimana semua warna ini dibentuk dan ditata?
Mari kita cermati secara umum apa
yang diperlukan untuk pemben-tukan warna yang memainkan peran penting dalam
kehidupan (Poin ini akan didiskusikan kemudian dengan terperinci). Untuk
pembentukan warna tunggal, misalnya, merah atau hijau, setiap proses berikut
harus terjadi dan, lebih penting lagi, harus mengikuti urutan berikut ini.
1. Kondisi pertama yang diperlukan
untuk pembentukan warna adalah keberadaan cahaya (light). Dalam hal ini, ada
baiknya memulai dengan mencermati sifat-sifat cahaya yang berasal dari
matahari. Cahaya dari matahari yang datang ke bumi harus memiliki panjang gelombang
tertentu untuk menghasilkan warna. Bagian cahaya ini, yang dikenal sebagai
“cahaya tampak“, dibandingkan dengan semua cahaya lain yang dipancarkan
matahari adalah satu berbanding 1025. Proporsi cahaya yang kecilnya hampir tak
masuk akal ini, yang penting untuk pembentukan warna, mencapai bumi dari
matahari
2. Bahkan, sebagian besar sinar
(rays) yang dipancarkan matahari ke seluruh jagat raya mengandung beberapa
karakteristik yang membahayakan mata. Oleh karena itu, cahaya yang tiba ke bumi
harus dalam bentuk tertentu sehingga dapat ditangkap mata dengan mudah dan
tidak membahayakannya. Untuk itu, sinar ini harus melewati suatu filter. Filter
raksasa ini adalah “atmosfer“ yang menyelimuti bumi.
3. Cahaya yang melewati atmosfer
disebarkan ke seluruh permukaan bumi, dan ketika mengenai objek, cahaya ini
dipantulkan. Objek tempat cahaya jatuh harus dari jenis yang tidak menyerap
cahaya, tetapi memantulkannya. Dengan kata lain, kualitas struktur objek harus
selaras juga dengan cahaya yang mencapai bumi agar warna dapat terbentuk.
Kondisi ini juga terpenuhi dan gelombang cahaya baru dipantulkan dari objek
yang terkena cahaya matahari.
4. Syarat penting berikutnya dalam
proses pembentukan warna adalah keberadaan alat yang dapat mengindra gelombang
cahaya, yaitu mata. Sangat penting bahwa gelombang cahaya juga selaras dengan
organ penglihatan.
5. Sinar yang datang dari matahari
harus melewati lensa dan lapisan-lapisan mata dan kemudian diubah menjadi
impuls-impuls saraf di dalam retina. Sinyal ini kemudian harus diangkut ke
pusat penglihatan pada otak, yang bertugas menginterpretasikan pandangan.
6. Ada langkah terakhir yang harus
dipenuhi agar kita dapat 'meli-hat' warna. Tahap akhir dalam pembentukan warna
adalah interpretasi sinyal listrik sebagai “warna“ oleh sel saraf yang sangat
khusus di dalam pusat penglihatan otak.
Demikianlah, untuk pembentukan satu
warna saja, diperlukan urut-an proses yang sangat detail dan saling tergantung.
Semua informasi yang kita miliki
tentang warna menunjukkan bah-wa setiap proses yang terjadi selama pembentukan
warna diatur dalam keseimbangan yang rumit. Tanpa keseimbangan ini, tak pelak
lagi kita akan berada di dunia yang gelap, bukan dunia penuh warna cemerlang,
dan mungkin kita bahkan akan kehilangan kemampuan untuk melihat. Mari kita
anggap bahwa satu bagian saja, misalnya, sel saraf penerima sinyal listrik yang
dibangkitkan oleh retina, tidak ada. Yang terjadi adalah, cahaya matahari tidak
berada dalam spektrum tampak, bagian-bagian lain dari mata tidak berfungsi
secara utuh, dan keberadaan atmosfer saja tidak memadai atau mengkompensasi
kekurangan ini.
Peran
Retina dalam Melihat
Marilah kita mengkaji retina lebih
dekat dan lebih detail. Anggaplah bahwa zat pewarna (pigmentary substance) yang
disebut “rhodopsin“, yang bekerja di dalam retina, tidak ada. Rhodopsin adalah
zat yang berhenti berfungsi di bawah cahaya terang benderang tetapi berfungsi
kembali dalam kegelapan. Mata tidak dapat melihat dengan jelas dalam cahaya
remang-remang kecuali jika sejumlah rhodopsin dihasilkan dalam mata. Fungsi
rhodopsin adalah untuk meningkatkan efisiensi dan dengannya mata membangkitkan
impuls saraf dari cahaya remang-remang. Zat ini diproduksi sebanyak kebutuhan,
tepat pada saat diperlukan. Jika kese-imbangan rhodopsin terjaga, citra menjadi
jelas. Apa yang akan terjadi, jika rhodopsin yang sangat penting untuk proses
penglihatan, tidak ada? Jika demikian, manusia hanya bisa melihat di bawah
cahaya terang.2 Oleh karena itu, terbukti bahwa ada sistem sempurna di dalam
mata, yang telah dirancang sampai dengan detail sekecil-kecilnya.
Lalu, karya seni siapakah sistem ini,
yang menyelamatkan kita dari kegelapan dan menyajikan kepada kita sebuah dunia
penuh warna?
Setiap tahap yang telah disebutkan
sejauh ini mencakup serang-kaian proses, yang memerlukan adanya kebijaksanaan,
keinginan dan kekuasaan dalam penciptaan mereka. Jelaslah bahwa tidak mungkin
rangkaian proses yang ada dalam keselarasan seperti itu, telah terbentuk secara
kebetulan. Juga, tidaklah mungkin sistem seperti itu telah terben-tuk sendiri
sejalan dengan waktu. Hasilnya tidak akan berubah sama sekali jika jutaan atau
bahkan miliaran tahun dibiarkan berlalu. Sistem-sistem penyusun dunia yang
beraneka warna tidak akan pernah muncul secara kebetulan. Sistem-sistem
sempurna seperti itu hanya dapat mun-cul sebagai hasil dari desain khusus, yang
berarti bahwa mereka dicipta-kan. Allah memiliki kekuatan dan kebijaksanaan
abadi yang meliputi seluruh jagat raya. Contoh-contoh cita rasa seni Ilahi
dalam penciptaan yang tiada taranya tersebar di seluruh semesta. Desain unik
yang tampak jelas dalam pembentukan warna juga adalah ciptaan Allah semata.
Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke
arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan
itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab,
nabi-nabi; dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan
orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya; mendirikan
shalat dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia
berjanji; dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan dalam
peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah
orang-orang yang bertakwa.“ (QS. Al Baqarah, 2: 117) !
Picture Text
Tak dapat dibantah lagi betapa
pentingnya warna dalam kehidupan manusia. Setiap benda mendapatkan arti dengan
warna-warna yang dimilikinya. Bayangkan, warna-warna yang Anda lihat pada foto
di samping ini (termasuk hitam dan putih) tidak ada sama sekali. Tentu saja,
Anda tidak bisa melihat apa-apa dalam foto itu. Untuk membentuk satu saja dari
sekian banyak warna pada objek-objek ini, ada beberapa faktor yang harus
dipenuhi, semuanya pada saat bersamaan. Allah telah membuat pembentukan warna
tergantung pada keberadaan sebuah sistem yang sangat terperinci.
“Maka apakah mereka tidak melihat
akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan
menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun.” (QS. Qaaf,
50:6) !
Melalui lapisan-lapisan khusus yang
dimilikinya, atmosfer menyerap hampir semua sinar berbahaya yang berasal dari
matahari atau luar angkasa. Allah telah merancang setiap lapisan ini demi
kehidupan di bumi.
BAB 2
Desain dalam Warna
Warna adalah suatu konsep yang
membantu kita mengenali sifat pelbagai objek dan mendefinisikannya dengan lebih
tepat. Jika kita memikirkan warna objek di sekeliling kita, segera kita dapat
melihat betapa nuansa warna sangat beraneka. Segala sesuatu, baik hidup maupun
mati, memiliki warna. Makhluk hidup dari spesies yang sama memiliki warna
tertentu yang sama pula di semua tempat di dunia. Ke mana pun Anda pergi,
daging buah nanas selalu berwarna kuning, buah kiwi selalu hijau, lautan selalu
bernuansa biru dan hijau, salju berwarna putih, lemon berwarna kuning, warna
gajah sama di mana-mana di seluruh dunia, seperti juga warna pepohonan.
Warna-warna itu tidak pernah berubah. Ini juga berlaku untuk warna-warna
buatan. Ke mana pun Anda pergi di muka bumi ini, kalau Anda mencampur merah
dengan kuning, Anda akan mendapatkan oranye. Jika Anda mencampur hitam dengan
putih, Anda akan mendapatkan abu-abu. Hasilnya akan selalu demikian.
Sampai di sini, mungkin ada gunanya
berpikir dengan cara lain. Pertama, mari kita berpikir dengan mengajukan
pertanyaan, bagaimana warna-warna objek dibuat. Kita dapat menjelaskannya
dengan sebuah contoh. Bayangkan Anda sedang melangkah memasuki toko dan melihat
kain dengan berbagai desain dan model, dengan warna-warni yang sela-ras satu
sama lain. Tentu saja, kain-kain itu tidak hadir di sana dengan begitu saja;
orang secara sadar menggambar rancangannya, menentukan warna-warnanya,
memproses kain itu untuk pewarnaan, dan setelah beberapa tahap antara, mereka
memajangnya di toko itu. Singkatnya, kehadiran kain-kain ini tergantung kepada
orang yang meran-cang dan memproduksinya. Ketika melihatnya, Anda tak akan
mengatakan bahwa kain-kain itu ada di sana tanpa disengaja, atau bahwa
desain-desain kain itu diperoleh secara kebetulan akibat ada cat-cat yang
tumpah di atas kain itu. Kenyataannya, tak ada seorang pun yang berakal sehat
akan menyatakan hal seperti itu. Se-sungguhnya, ada sebuah kehendak sadar yang
menyajikan kepada kita pemandangan yang kita lihat di alam setiap saat:
kupu-kupu, bunga-bunga, tempat-tempat beraneka warna di dasar laut, pepohonan,
awan, dan sebagainya, sebagaimana kain-kain itu disajikan kepada kita.
Keane-karagaman di alam semesta adalah konsekuensi dari desain khusus. De-sain
ini diwujudkan dalam setiap tahapan, dari pembentukan sinar hing-ga sinar itu
menjadi citra penuh warna dalam otak kita. Ini adalah salah satu bukti terkuat
keberadaan sang Pemilik, yaitu, Perancang desain da-lam warna. Pastilah, Allah,
yang memiliki kebijaksanaan dan kekuasaan tidak terhingga untuk mencipta,
menciptakan semua warna dan desain di alam semesta yang dikagumi manusia.
Tahap-tahap pembentukan warna telah
diuraikan secara singkat sebelumnya. Dalam bab ini, rancangan unggul yang jelas
terlihat dalam warna akan dikaji di bawah judul-judul terpisah sesuai dengan
proses pembentukan dari cahaya ke mata dan otak.
1. Cahaya, Kehidupan dan Warna
Matahari hanyalah salah satu dari
miliaran bintang berukuran se-dang di jagat raya. Yang menjadikan matahari
bintang terpenting di jagat raya bagi kita adalah ukurannya, hubungannya dengan
planet-planet yang bergerak mengelilinginya, dan sinar-sinar tertentu yang
dipancar-kannya. Kalau ada satu saja karakteristik matahari yang berbeda dengan
kondisi saat ini, niscaya tidak akan ada kehidupan di bumi. Sesungguh-nya,
matahari memiliki sifat-sifat ideal yang memungkinkan kehidupan muncul dan
tetap berlangsung di muka bumi.3 Karena itulah para ilmuwan menyebut matahari
sebagai “sumber kehidupan“ di bumi.
Matahari adalah satu-satunya sumber
panas, yang memanasi bumi dengan cara paling tepat; dan sumber cahaya, yang
membantu tumbuh-tumbuhan berfotosintesis. Telah lazim diketahui bahwa panas dan
fotosintesis sangat penting bagi kehidupan. Selain itu, keberadaan siang hari
dan dunia yang penuh warna tergantung pada sinar yang dipan-carkan matahari.
Dalam hal ini, muncul pertanyaan dalam benak, bagaimana sinar-sinar ini –
sumber energi utama untuk bumi – bisa ada. Jelaslah bahwa sinar-sinar ini, yang
merupakan kunci kehidupan di bumi, yang memenuhi kebutuhan penting tersebut,
dan yang pada saat bersamaan memiliki semua karakteristik untuk tujuan itu,
tidak dapat dianggap sebagai suatu kebetulan. Alasan untuk ini akan dapat
dipahami dengan lebih baik jika struktur cahaya ini diteliti.
Energi yang dipancarkan bintang-bintang
bergerak dalam gelombang melalui kehampaan ruang angkasa. Sama halnya, cahaya
dan panas dipancarkan oleh matahari yang juga sebuah bintang sebagai energi
dalam bentuk gelombang. Gerakan energi yang dipancarkan bintang-bintang ini
dapat dibandingkan dengan gelombang yang ditimbulkan oleh sebuah batu yang
dilempar ke danau. Seperti gelombang-gelombang di danau yang mempunyai panjang
berbeda, demikian pula panas dan cahaya mempunyai panjang gelombang berbeda
ketika mereka menyebar.
Sampai di sini, akan bermanfaat jika
diberikan beberapa informasi tentang aneka panjang gelombang cahaya di jagat
raya. Bintang-bintang dan sumber-sumber cahaya lain di jagat raya tidak
memancarkan cahaya yang sama jenisnya. Sinar-sinar yang berbeda ini
dikelompokkan menu-rut panjang gelombang dan frekuensinya. Aneka panjang
gelombang ini berada pada sebaran yang sangat luas. Sebagai contoh, panjang
gelom-bang terpendek berukuran 1025 kali lebih kecil dibandingkan panjang
gelombang terpanjang (1025 adalah angka yang sangat besar, terdiri dari angka 1
diikuti 25 angka nol dibelakangnya) 4
Dalam spektrum utuh, seluruh sinar
yang dipancarkan matahari dimampatkan ke dalam interval yang sangat pendek. 70%
dari berbagai panjang gelombang yang dipancarkan matahari berada di dalam interval
sempit, yang berkisar antara 0,3 mikron sampai 1,50 mikron. (Satu mikron sama
dengan 10-6 m). Dengan menyelidiki mengapa sinar matahari terbatas pada
interval sesempit itu, kita sampai pada suatu kesimpulan menarik: sinar-sinar
yang memungkinkan kehidupan, dan warna, ada di bumi hanyalah sinar-sinar di
dalam interval ini.
Fisikawan Inggris, Ian Campbell, yang
menyebut desain luar biasa ini “sangat mengagumkan“ dalam bukunya The Energy
and Atmosphere, mengemukakan hal ini:
Bahwa radiasi dari matahari (dan dari
banyak rangkaian bintang) harus terkonsentrasi dalam berkas spektrum
elektromagnetik yang sangat kecil, yang menyediakan radiasi tepat seperti yang
diperlukan untuk menjaga kelangsungan kehidupan di bumi, adalah sangat
bersesuaian (ko-insiden). 5
Pada spektrum elektromagnetik
spektrum dengan lebar di mana panjang gelombang terpanjangnya 1025 kali lebih
besar daripada yang terpendek dalam selang/interval sempit radiasi yang
dipancarkan matahari, terdapat porsi besar yang disebut “cahaya tampak”.
Semen-tara, sinar-sinar yang terletak di bawah dan di atas interval ini
mencapai bumi sebagai sinar-sinar inframerah dan ultraviolet. Sekarang, mari
kita tinjau dengan singkat sifat-sifat kedua jenis sinar ini.
Sinar-sinar inframerah sampai di bumi
dalam bentuk gelombang panas. Di sisi lain, sinar-sinar ultraviolet yang
mengandung energi lebih besar bisa mempunyai efek merusak terhadap makhluk
hidup. Sinar-si-nar inframerah menembus atmosfer, dan menyediakan panas,
membuat bumi menjadi tempat yang cocok untuk kehidupan. Sementara, sinar
ultraviolet dapat mencapai bumi hanya dengan laju (rate) tertentu. Jika laju
ini sedikit saja lebih besar daripada tingkat saat ini, sinar ini akan merusak
jaringan makhluk hidup dan menyebabkan kematian masal, sedangkan jika sinar ini
sedikit lebih rendah, maka energi yang diperlu-kan makhluk hidup tidak akan
tercukupi.
Ini adalah detil yang penting sekali
bagi kehidupan. Dari uraian tentang fungsi dan manfaat sinar-sinar yang
dipancarkan matahari, tam-pak keteraturan dan kontrol dalam setiap sistem yang
ada di dunia. Jelas-lah, tidak mungkin sistem seperti ini, keseimbangan yang
rumit yang telah kita kaji dengan singkat, dapat terbentuk secara kebetulan.
Dalam mengkaji elemen lain dari
sistem tanpa cacat ini, sekali lagi kita melihat kemustahilan bahwa semua ini
muncul sebagai konsekuensi dari suatu kebetulan.
2. Atmosfer: Perisai Pelindung Bumi
Pada halaman-halaman sebelumnya,
telah disinggung bahwa sebagian sinar matahari berbahaya bagi kehidupan di
bumi. Untuk mencegah efek membahayakan ini, diperlukan sebuah solusi.
Mari kita berpikir dan mencoba
mencari solusi untuk masalah ini de-ngan mengembangkan sistem efisien untuk
menyaring sinar matahari. Kita juga perlu menyadari fakta bahwa sistem ini
harus multifungsi. Sistem ini harus melindungi dunia dari efek matahari yang
berbahaya. Harus terjamin bahwa sistem ini tetap berfungsi dan tidak memerlukan
pemeliharaan, sekaligus juga mampu menangkal kemungkinan ancaman lain terhadap
bumi ini. Tentu saja dalam situasi seperti ini, beberapa al-ternatif solusi
akan muncul. Namun, solusi-solusi yang dikemukakan ti-dak seefisien dan
seserbaguna filter yang saat ini meliputi bumi: atmosfer. Atmosfer bumi
berhasil seratus persen menyaring sinar-sinar berbahaya dan telah dirancang
khusus oleh Allah untuk melindungi bumi.
Berkat lapisan-lapisan spesifik
atmosfer, sinar matahari yang sampai ke bumi hanya sejumlah yang diperlukan
karena atmosfer memproses sinar matahari secara spesifik berdasarkan panjang
gelombangnya. At-mosfer kita seperti pabrik penyulingan raksasa yang dirancang
untuk menyaring sinar-sinar ini. Sistem penyulingan raksasa yang tiada taranya
di bumi ini menjalankan semua proses itu karena memang telah dirancang demikian
oleh Allah. Allah mengungkapkan tentang penciptaan langit sebagai berikut (kata
Arab sama dapat berarti 'langit (heaven)' atau 'angkasa (skies)'):
Sesungguhnya penciptaan langit dan
bumi lebih besar dari penciptaan manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui. (QS. Al Mu’min, 40:57)
Sinar-sinar yang berasal dari
matahari benar-benar spesifik. Sinar-sinar ini perlu memiliki sifat yang
memungkinkannya menembus atmosfer dan mencapai bumi. Demikian pula, atmosfer
harus memiliki struktur khusus yang memungkinkan sinar-sinar ini melewatinya.
Jika tidak, keberadaan atmosfer dan ketepatan struktur sinar-sinar itu tidak
akan ada gunanya. Karena atmosfer bersifat tembus-sinar (ray-permeable),
sinar-sinar yang berasal dari matahari dapat dengan mudah mencapai bumi. Ada
hal penting lain yang perlu disebutkan. Dengan membiarkan lewat hanya cahaya
tampak dan sinar-sinar inframerah-dekat (near infra-red rays) yang diperlukan
untuk kehidup-an, atmosfer sekaligus mencegah seluruh sinar lain yang merusak
agar tidak men-capai bumi. Atmosfer bumi telah berfun-gsi sebagai
"penyaring" yang sangat pen-ting bagi sinar-sinar perusak yang
berasal dari matahari ataupun yang bukan dari matahari, yaitu dari luar
angkasa.6
Michael Denton, seorang ahli
astronomi terkenal, menyatakan:
Bahkan gas-gas atmosfer sendiri dengan
sangat kuat menyerap radiasi elektro-magnetik di daerah spektrum tepat di
ke-dua sisi cahaya tampak dan infra-merah-dekat. Perlu dicatat bahwa dari
seluruh daerah radiasi elektromagnetik, dari ra-dio hingga sinar gamma,
satu-satunya daerah spektrum yang bisa menembus atmosfer hanyalah berkas
sedemikian sempit yang meliputi cahaya tampak dan inframerah-dekat. Hampir
tidak ada radi-asi sinar gamma, X, ultraviolet, infra-merah-jauh, dan gelombang
mikro yang mencapai permukaan bumi.7
Jelas bahwa ada desain sangat
cang-gih dalam struktur atmosfer. Dari spek-trum dengan lebar yang ditunjukkan
ang-ka sebesar 1025, matahari hanya meman-carkan sinar-sinar yang berguna bagi
kita dan yang diperlukan untuk sebuah dunia penuh warna, dan atmosfer hanya
meng-izinkan sinar-sinar yang tidak berbahaya, bahkan berguna, untuk mencapai
bumi. Di samping itu, berkat sifat gas-gas dalam atmosfer, mata makhluk hidup,
yang se-cara langsung menerima sinar matahari, terlindung dari efek-efek
berbahaya. Semua ini adalah bukti bahwa Allah telah menciptakan segala sesuatu
dengan proporsi/ukuran yang tepat.
Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan
langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya
dalam kekuasa-an-(Nya), dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia
menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya. (QS. Al Furqan, 25:2) !
3. Cahaya Menumbuk Benda/Materi
Cahaya yang datang dari matahari
mencapai bumi dengan kecepatan 300.000 km per detik. Berkat kecepatan cahaya
itulah, kita selalu melihat dunia penuh dengan warna. Lalu, bagaimanakah
citra-citra yang tak tersela ini dibuat?
Cahaya menembus atmosfer dengan
kecepatan luar biasa dan men-capai bumi dengan menumbuk berbagai objek. Ketika
menumbuk suatu objek dengan kecepatan seperti ini, cahaya berinteraksi dengan
atom-atom objek tersebut dan memantul dengan panjang gelombang berbeda, yang
sesuai dengan warna-warna. Dengan cara inilah, buku yang sekarang Anda pegang,
baris-barisnya, gambar-gambar, pemandangan yang Anda lihat di luar, pepohonan,
gedung, mobil, langit, burung, kucing, singkatnya semua yang ditangkap mata
Anda, memantulkan warna-warnanya.
Molekul yang memungkinkan warna
dipantulkan adalah molekul pigmen. Warna yang dipantulkan suatu objek
tergantung pada molekul pigmen yang terkandung dalam objek tersebut. Setiap
molekul pigmen mempunyai struktur atom yang berbeda. Nomor, jenis dan urutan
atom dalam molekul-molekul itu berbeda satu sama lain. Cahaya yang me-numbuk
pelbagai pigmen itu kemudian dipantulkan dalam berbagai nuansa warna. Namun, ini
saja tidak cukup untuk pembentukan warna. Agar cahaya pantul yang memiliki
suatu kualitas warna tertentu dapat diterima dan dilihat, pantulan itu harus
mencapai alat pelihat yang mampu mengindranya.
4. Cahaya Datang ke Mata
Agar sinar yang dipantulkan objek
dapat dilihat sebagai warna, sinar itu harus mencapai mata. Keberadaan mata
saja tidak cukup. Setelah mencapai mata, sinar itu harus diubah menjadi
sinyal-sinyal saraf yang mencapai otak yang bekerja selaras dengan mata.
Mari kita pikirkan mata dan otak kita
sendiri sebagai contoh terde-kat. Mata manusia adalah sebuah struktur sangat
kompleks yang terdiri atas banyak organel dan bagian yang berbeda. Kerja
serempak dan selaras semua bagian ini membuat kita dapat melihat dan menangkap
warna. Mata, dengan jaringan-jaringan dan organel-organelnya seperti kelenjar
air mata, kornea, konjungtiva, selaput pelangi, dan pupil, lensa, retina,
choroid, otot-otot dan kelopak mata, adalah sistem yang tiada tara-nya. Selain
itu, dengan jaringan saraf luar biasa yang menyam-bungkan mata dengan otak, dan
daerah penglihatan yang sangat kompleks, mata secara keseluruhan, mempunyai
struktur yang sangat istimewa, yang keberadaannya tidak dapat dianggap
kebetulan.
Setelah pengantar singkat tentang
mata, marilah kita lihat juga ba-gaimana proses melihat terjadi. Sinar yang
datang ke mata mula-mula melewati kornea, lalu pupil dan lensa-lensa, dan
akhirnya mencapai retina.
Pengindraan warna dimulai pada sel
kerucut dalam retina. Ada tiga kelompok utama sel kerucut yang bereaksi sangat
kuat terhadap warna tertentu dari cahaya. Sel-sel ini dikelompokkan sebagai
sel-sel kerucut biru, hijau dan merah. Warna merah, biru dan hijau, yang
membuat sel kerucut itu bereaksi, adalah tiga warna primer yang ada di alam.
Dengan rangsangan sel kerucut yang sensitif terhadap ketiga warna ini, pada
derajat yang berbeda, muncullah jutaan warna yang berbeda.
Sel kerucut mengubah informasi yang
berhubungan dengan warna ini menjadi impuls saraf melalui pigmen-pigmen yang
terkandung di dalamnya.8 Selanjutnya, sel saraf yang terhubung dengan sel
kerucut ini mengirimkan impuls saraf ke suatu daerah tertentu dalam otak. Dalam
daerah seluas beberapa sentimeter persegi di dalam otak inilah tempat
dibentuknya dunia penuh warna yang kita lihat sepanjang hidup.
5. Dunia Penuh Warna di Dalam Otak
Kita yang Gelap
Tahap terakhir pembentukan warna
terjadi di dalam otak. Seperti telah disebutkan dalam bab sebelumnya, sel saraf
dalam mata mengangkut citra yang telah diubah menjadi impuls saraf ke otak, dan
segala sesuatu yang kita lihat di dunia luar diindra dalam pusat pengli-hatan
otak. Sampai di sini, kita dihadapkan pada suatu fakta yang menakjubkan: otak
adalah segumpal daging dengan kegelapan total di dalamnya. Impuls-impuls saraf
yang berasal dari citra yang dibentuk pada retina oleh objek, diinterpretasikan
di dalam otak yang gelap pekat. Citra objek tersebut, dengan warna dan semua
sifat lainnya, dibentuk sebagai suatu persepsi di pusat penglihatan ini.
Bagaimana proses pengindraan ini terjadi di dalam segumpal daging lunak seperti
itu?
Banyak tanda tanya belum terjawab,
seperti bagaimana warna di-indra. Chromatists (ahli ilmu warna) masih belum
dapat menjawab perta-nyaan-pertanyaan seperti bagaimana impuls saraf dikirimkan
ke otak melalui saraf-saraf optik, dan efek-efek fisiologi seperti apa yang
tercipta dalam otak.9 Mereka hanya tahu bahwa pengindraan warna adalah
kenyataan yang terjadi di dalam tubuh kita, yaitu, dalam pusat penglihatan
otak.10
Pada kenyataannya, kebanyakan proses
yang dilakukan otak belum dapat dijelaskan. Penjelasan tentang masalah ini
sebagian besar ber-dasarkan teori. Namun demikian, otak telah melakukan
tugasnya dengan sempurna sejak manusia pertama kali ada, tepat seperti apa yang
dikerjakannya saat ini. Dunia tiga dimensi, dengan semua warna, desain, suara,
bau dan berbagai rasa yang dialami manusia dalam segumpal daging berberat tidak
sampai satu kilogram, dimungkinkan hanya oleh penciptaan Allah yang sempurna.
Semua orang mendapati keajaiban penciptaan tiada tara ini telah ada sejak lahir.
Manusia tidak mempunyai kontrol apa pun, baik dalam pembentukan
fungsi-fungsinya, dalam kontinuitasnya, maupun pada tahap-tahap lainnya.
Picture Text
“Allah, tidak ada tuhan melainkan Dia
Yang Hidup Kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan
tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi.” (QS. Al Baqarah, 2:
255) !
Tidak ada orang yang akan menyatakan
bahwa kain yang terlihat dalam gambar ini hadir begitu saja karena kebetulan,
dan tidak ada perancangnya. Demikian pula, tidak dapat dikatakan bahwa pelangi,
kupu-kupu, bunga-bunga, makhluk-makhluk laut, dan awan, singkatnya, semua yang
ada di muka bumi ini, tidak ada perancangnya. Rancangan warna dan bentuk semua
itu adalah milik Allah, yang mencipta tanpa ada contoh sebelumnya.
Panjang gelombang sinar yang datang
dari luar angkasa sangat beragam, dari gelombang radio, yang memiliki panjang
gelombang terpanjang, sampai sinar gamma, dengan panjang gelombang sangat
pendek
Semua kondisi yang penting untuk
keberadaan kehidupan di muka bumi, secara langsung maupun tidak langsung,
tergantung pada cahaya yang datang dari matahari. Di lain pihak, pada struktur
sinar matahari, terdapat desain yang tergantung pada keseimbangan sangat rumit.
Susunan cahaya membuat para ilmuwan
kagum. Meskipun begitu banyak sinar datang dari luar angkasa, sinar matahari,
seperti yang terlihat dalam skema di atas, berada pada interval yang sangat
sempit. Interval inilah yang dibutuhkan untuk kehidupan.
Atmosfer membiarkan hanya sinar
bermanfaat yang mencapai bumi sambil memantulkan kembali sinar berbahaya ke
luar angkasa.
Kekerapan materi (material
densities), yaitu kekerapan atom di ruang angkasa dan di atmosfer saling
berbeda. Oleh karena itu, ketika memasuki atmosfer, cahaya akan me-nyebar lebih
luas dan terpencar/terdifusi akibat menumbuk lebih banyak atom. Mata makhluk
hidup dapat melihat dunia penuh warna hanya dengan mengindra sinar-sinar yang
muncul setelah terdifusi, atau dengan kata lain, dilemahkan oleh atmosfer. Di
lingkungan luar angkasa tanpa atmosfer, sinar begitu kuat sehingga dapat
membahayakan mata. Selain itu, sinar inframerah-dekat juga menyebar di atmosfer
dan menghangatkan bumi.
Sinar matahari terdiri dari
partikel-partikel yang disebut “foton”, yang bergerak dalam gelombang. Ketika
foton menumbuk elektron pada atom yang membentuk objek fisik di bumi, elektron
memancarkan sinar dengan panjang gelombang tertentu, yang “identik dengan warna
tertentu”. Ketika cahaya matahari jatuh pada selembar daun, misalnya, ini
berarti foton cahaya telah menumbuk atom-atom molekul pigmen pada permukaan
daun. Saat itu, elektron-elektron atom daun tersebut teraktifkan. Sebagai
reaksi, atom-atom daun memancarkan foton. Jadi, foton yang mewakili “warna”
daun mulai bergerak ke arah mata kita.
Di sebelah kiri, kita lihat hubungan
antara sel-sel saraf dalam retina. Interkoneksi yang kompleks antara lapisan-lapisan
sel ini membantu sel-sel saraf untuk bergerak bersama dan berinteraksi satu
sama lain. Di sebelah kanan, adalah sebuah close-up sel kerucut. Jika sel-sel
kerucut-pendek membantu kita melihat dunia berwarna, sel-sel batang-panjang
membantu kita melihat bentuk dan gerakan.
Segala sesuatu yang kita lihat di
dunia luar diterima di dalam otak. Bunga-bunga, burung-burung, langit, gunung,
orang-orang di sekitar kita, singkatnya setiap detil yang beraneka warna di
dunia diprojeksikan kepada kita di dalam otak kita. Sesungguhnya, otak adalah
sebuah tempat gelap total. Dia yang memungkinkan kita, di dalam tempat gelap
ini, melihat, merasa, menyentuh, mendengar, atau mengindra semua detil dunia
luar, dengan kata lain membuat kita melihat segalanya, adalah Allah, Pencipta
seluruh alam semesta. Allah mempunyai kekuasaan atas segalanya.
BAB 3
Pigmen: Molekul-Molekul
Penghasil Warna
Dalam bab-bab terdahulu, telah
disinggung bahwa karena per-bedaan sifat atomik molekul pigmen, objek-objek
memantul-kan sinar berbeda; dan karenanya, berbagai nuansa warna di-hasilkan.
Lihatlah sekeliling Anda sekali lagi. Aneka warna dalam daerah penglihatan Anda
menunjukkan keberadaan pigmen-pigmen dalam jumlah sama, karena warna dari
segala sesuatu di sekeliling kita tergan-tung kepada pigmen-pigmen yang
terdapat dalam komposisi zat terse-but. Warna hijau tanaman, warna kulit, warna
binatang, singkatnya, se-mua warna berasal dari karakteristik struktural pigmen
yang terkandung dalam objek-objek atau makhluk-makhluk hidup tersebut.
Apakah
Pigmen Itu?
Pigmen, yang terdapat di dalam mata
kita dan di dalam permukaan luar objek, adalah molekul khusus yang memunculkan
warna. Sejumlah energi tertentu diperlukan untuk mengaktifkan molekul pigmen.
Tentu saja, seperti dalam tahap-tahap lain pembentukan warna, lagi-lagi ada
keselarasan sempurna antara pigmen dan cahaya. “Cahaya tak kasat-mata“ yang
mencapai bumi telah dirancang khusus untuk molekul-mole-kul “pigmen“, yang
dikenal sebagai molekul-molekul warna, dalam makhluk-makhluk hidup.
Lebih jauh lagi, mata manusia juga
mempunyai struktur yang sesuai untuk tujuan ini. Sel-sel kerucut dalam retina
mata kita mengindra tiga warna primer – merah, hijau, dan biru – karena molekul
pigmen khusus yang dikandungnya. Tugas terpenting yang dilakukan oleh pigmen
ini agar kita dapat melihat dunia penuh warna adalah mengubah energi “warna“
dari cahaya menjadi impuls saraf. Ini berarti bahwa semua yang kita kenal
sebagai warna adalah hasil akhir ketika pigmen ini mengi-rimkan panjang
gelombang cahaya yang sampai kepadanya ke otak dalam bentuk impuls saraf.11
Tingkat energi cahaya tampak sesuai
dengan tingkat energi yang diperlukan untuk mengaktifkan molekul pigmen dalam
kulit makhluk hidup, atau dalam sisik, bulu, atau rambut yang menyelimuti kulit
mereka, sehingga warna-warna mereka terbentuk.
Seperti telah dipahami, pigmen, yang
terdapat dalam pusat pengli-hatan dan di dalam badan makhluk hidup, selaras
sempurna dengan sis-tem-sistem badan lainnya. Ketiadaan atau kekurangan molekul
pigmen tertentu dalam pusat penglihatan makhluk hidup menyebabkannya tidak
mampu membedakan warna-warna di lingkungannya.
Pertanyaannya adalah: bagaimana
molekul-molekul khusus ini ber-kembang di dalam kulit makhluk hidup? Kita dapat
memberikan satu jawaban untuk pertanyaan ini dengan mengajukan beberapa
pertanyaan lebih jauh. Apakah makhluk hidup memperoleh warna-warna ini de-ngan
mengetahui sifat-sifat spektrum cahaya khusus yang mencapai bumi, dan kemudian
memilih molekul pigmen khusus berdasarkan hal itu? Tentu saja peluang untuk
kebetulan seperti ini terjadi adalah nol. Molekul spesifik ini telah
ditempatkan dalam kulit makhluk hidup de-ngan desain yang disengaja. Jelaslah
bahwa tidak mungkin makhluk hidup dapat melakukan proses seperti itu, dan tidak
mungkin pula kebe-tulan-kebetulan acak menghasilkan pembentukan seperti itu.
Kesela-rasan yang dimaksud hanyalah satu, yang hanya dapat terjadi karena Dia
Yang Maha Berkehendak telah menciptakannya, dan karena Dia menjaga segala
sesuatunya dalam keteraturan. Allah telah menciptakan setiap makhluk hidup
dengan karakteristik sangat canggih sesuai kekhasannya masing-masing. Segala
sesuatu, hidup atau mati, memiliki pigmen yang cocok baginya. Pigmen ini
menyerap cahaya secara selektif menurut struktur molekulnya. Setiap pigmen
tidak bereaksi terhadap cahaya dengan cara yang sama. Oleh karena itu,
pigmen-pigmen ini tidak dapat memulai reaksi kimia yang sama dan membentuk
warna yang sama.
Kita bisa mengambil klorofil, molekul
pigmen yang menyebabkan tanaman tampak berwarna hijau, sebagai contoh.
Pigmen-pigmen ini menyerap cahaya matahari dengan panjang gelombang tertentu
dan me-mantulkan panjang gelombang yang sesuai dengan warna hijau. Klorofil,
molekul pigmen pada tanaman, memantulkan foton yang tampak ber-warna hijau
karena panjang gelombangnya. Pada saat yang sama, energi yang mereka terima
dari sinar matahari membuat tanaman ini mampu menghasilkan karbohidrat, salah
satu sumber makanan utama bagi selu-ruh makhluk hidup.12 Molekul pigmen yang
berbeda akan memantulkan warna tertentu pada panjang gelombang tertentu
berdasarkan sifat mole-kul itu sendiri, dan dengan demikian menyebabkan reaksi
kimia yang berbeda.
Terdapat banyak jenis pigmen di alam
ini. Beberapa contoh sudah cukup untuk menunjukkan bahwa molekul pigmen telah
dirancang khu-sus untuk kehidupan.
Contoh-Contoh
Jenis Pigmen
Melanin:
Sumber Warna Pelindung
Mata makhluk hidup sangat sensitif
terhadap cahaya dan mudah terganggu. Namun demikian, kita masih dapat dengan
aman menatap matahari dan melihat sekeliling kita, berkat sistem pendukung yang
diciptakan Allah secara khusus. Salah satu sistem pendukung ini adalah
sekelompok molekul pigmen yang terdapat di dalam mata.
Sebagaimana telah diketahui, warna mata
makhluk hidup berva-riasi. Yang memberi warna pada mata adalah, lagi-lagi,
pigmen. Melanin adalah salah satu zat pigmen di dalam mata yang memberi warna
pada mata. Pigmen yang sama juga memberi warna pada kulit dan rambut Anda. Akan
tetapi, melanin memberikan lebih dari sekadar warna. Para peneliti percaya
bahwa melanin, yang terdapat di dalam mata, mem-berikan perlindungan terhadap
efek sinar matahari yang dapat merusak, dan peningkatan kualitas penglihatan.
Zat melanin, solusi alam untuk masalah sinar berbahaya, menyerap dengan lebih
kuat cahaya berenergi tinggi daripada cahaya berenergi rendah. Dengan demikian,
zat ini menyerap ultraviolet lebih kuat daripada biru, dan menyerap biru lebih
kuat daripada hijau.13 Dengan cara ini, melanin melindungi lensa mata dari
ultraviolet. Melanin menyediakan perlindungan yang mendekati optimum bagi
retina dengan menyaring warna sebanding dengan kemampuan mereka merusak
jaringan retina — dan dengan demikian mengurangi risiko degenerasi makular.
Orang dengan melanin-mata lebih banyak berpeluang lebih kecil mengalami
degenerasi makular; orang dengan melanin-mata lebih sedikit berpeluang lebih
besar meng-alami degenerasi makular. Sekitar 15% dari persediaan asli melanin
hilang dari mata ketika kita berumur empat puluh dan 25% hilang pada usia lima
puluh. Melanin memainkan peranan kritis dalam perlindungan mata: para ahli mata
melaporkan bahwa melanin pada mata mengu-rangi risiko degenerasi makular yang
berhubungan dengan usia.14
Sebagaimana dimengerti, setiap fungsi
zat melanin menunjukkan kepada kita rancangan istimewa zat ini.
Jawaban untuk pertanyaan bagaimana
zat ini bisa ada adalah bahwa tidak mungkin bagi zat multifungsi berstruktur
sempurna seperti ini dapat muncul secara kebetulan. Allah telah menciptakan zat
melanin, seperti semua benda lainnya di jagat raya, secara khusus untuk
memenuhi kebutuhan manusia.
Sumber
Warna yang Hidup
Karotenoid dan lipokrom adalah
molekul pigmen, yang disintesis oleh tanaman dan memantulkan warna-warna
kuning, merah dan ora-nye. Binatang dapat memperoleh pigmen ini hanya dengan memakan
tanaman.
Bunga karang beracun, crinoidea, teripang
beracun dan beberapa mo-luska sebagian atau seluruhnya berwarna kuning, merah
atau oranye karena karotenoid, yang juga terdapat pada bagian kuning sayap
kupu-kupu dan paruh burung. Pada serangga-serangga tertentu, warna ini
dipancarkan oleh kelenjar khusus, yang berwarna kuning atau merah. Anehnya,
senyawa-senyawa ini biasanya hijau pucat atau bahkan tidak berwarna dan hanya
menjadi kuning cerah di dalam darah serangga beracun. Karotenoid bukan hanya
berguna sebagai warna peringatan; pada beberapa serangga pigmen ini bahkan
berubah menjadi senyawa beracun, yang berarti bahwa mereka berfungsi ganda,
sebagai senjata dan sebagai sinyal.15 Dengan sistem yang sangat istimewa
ciptaan Allah ini, banyak makhluk hidup terus hidup dan berkembang.
Sejauh ini, hanya sebagian kecil dari
sekian banyak jenis pigmen di alam yang telah kita kaji dengan singkat.
Kesimpulan yang kita peroleh dari tinjauan ini adalah keberadaan desain
sempurna yang terungkap dengan sendirinya dalam pigmen-pigmen, dalam atom-atom
yang mem-bentuk pigmen-pigmen ini, dan dalam semua warna yang dihasilkan.
Allah, Pemilik desain luar biasa ini, Tuhan semesta alam, memperke-nalkan
diri-Nya kepada kita melalui cita rasa seni yang unik pada warna yang
diciptakan-Nya di alam.
"Maka apakah mereka tidak
berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat
memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena
sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di
dalam dada" (QS. Al Hajj, 22: 46) !
Picture Text
Keanekaragaman warna daun tumbuhan
berbunga adalah reaksi molekul pigmen di dalam strukturnya terhadap cahaya.
Pigmen klorofil pada tanaman lebih
dominan daripada pigmen lain. Oleh karena itu, tanaman tampak hijau.
Sinar yang berasal dari matahari
mengaktifkan pigmen-pigmen di dalam objek sehingga warna-warna terbentuk. Kita
dapat mengibaratkan molekul pigmen sebagai ayakan yang mempunyai tingkat
selektivitas tergantung pada ukuran lubang-lubangnya. Seperti pada ayakan,
panjang gelombang yang dipilih pigmen menurut strukturnya – yang berarti warna
– bervariasi.
Darah mengandung pigmen berwarna yang
mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Warna ini bervariasi di antara
makhluk-makhluk hidup. Misalnya, darah cumi-cumi berwarna biru terang atau
tanpa warna, sementara pigmen darah hewan lain dan manusia berwarna merah.
Warna merah pada jengger ayam dan udang ditimbulkan oleh pigmen darah.
Mata merah
dan besar
katak mengirimkan sinyal peringatan
terhadap predator-nya (kanan). Mata reptil yang terlihat di atas memiliki warna
yang tidak membongkar kamuflase sang reptil. Mata burung hantu (kedua dari
atas) memiliki warna eksklusif untuk jenisnya.
Sumber warna yang hidup di dalam
paruh burung toucan adalah molekul pigmen juga.
BAB 4
BAHASA WARNA
Sebagaimana pentingnya warna bagi
manusia untuk memahami lingkungannya, warna sangat penting pula bagi makhluk
hidup lain demi mempertahankan hidupnya.
Makhluk hidup mempunyai “bahasa
warna“ yang bekerja berdasarkan cahaya dan sistem pengindra yang mereka miliki.
Warna yang berbeda memiliki arti yang berbeda pula bagi setiap makhluk hi-dup.
Agar dapat bertahan hidup, setiap makhluk hidup harus mengeta-hui bahasa warna
yang berlaku di dalam habitatnya, karena fungsi-fungsi vital hanya dapat
dikontrol dengan memahami bahasa ini.
Jadi, bagaimana makhluk hidup
menggunakan bahasa warna ini?
Pertama, sebagian besar makhluk hidup
memerlukan bantuan warna agar dapat menemukan makanan. Kedua, warna pada
formasi seperti kulit, sisik atau bulu, berperan penting demi kelangsungan
hidup karena karakteristik mereka dalam menyerap atau menyebarkan panas. Selain
itu, makhluk hidup menggunakan warna mereka untuk melindungi diri dari musuh.
Berkat warna yang berpadu selaras dengan habitat mereka, mereka dapat
berkamuflase dan bersembunyi dari musuh. Terkadang, warna dan pola tertentu
digunakan untuk menakut-nakuti musuh mereka. Warna juga membantu binatang untuk
mengenali pasangan dan anak-anak mereka. Seekor burung betina, misalnya, dapat
mengetahui apakah anak-anaknya perlu makan atau tidak dari warna mulut mereka
yang menganga. Demikian pula, anak burung dapat mengenali ibunya dengan cara
yang sama dan mengetahui bahwa makanan telah tersedia.16 Sebagai-mana yang
terlihat dalam contoh-contoh di alam tersebut, makhluk hidup perlu mema-hami
arti warna agar dapat mempertahan-kan hidupnya. Untuk menguasai pengetahuan ini
dengan tepat, mereka memerlukan sis-tem pengindra yang cocok.
Jika saja mereka tidak memiliki sistem
ini, mereka tidak akan dapat mengenali lingkungan dengan baik atau menjalankan
kegiatan vital me-reka. Mereka tidak akan dapat mengenali makanan mereka atau
mem-bedakan musuh mereka. Oleh karena itu, dalam kasus yang terakhir
disebutkan, mereka akan tampak mencolok di lingkungannya dan menjadi mangsa
empuk untuk dibunuh.
Tentu saja, tidak seorang pun dapat
menyatakan bahwa sistem secanggih itu muncul secara kebetulan. Setiap sistem,
setiap keselarasan, setiap desain, setiap program, setiap rencana, setiap
keseimbangan pas-tilah diciptakan oleh seorang perancang. Tentu saja ada suatu
kehendak dan kekuasaan lebih tinggi yang telah dengan sempurna menempatkan
keserasian antara makhluk-makhluk hidup ini dengan lingkungan tem-pat hidup
mereka. Pemilik kekuasaan ini meliputi baik lingkungan maupun makhluk hidup itu
sendiri, serta sistem-sistem yang digu-nakannya dengan pengetahuan lebih
tinggi. Pemilik kekuasaan ini ada-lah Allah, Tuhan semesta alam.
Jika kita mengamati makhluk hidup,
kita lihat betapa terampilnya mereka menggunakan bahasa warna. Berikut ini
adalah beberapa contoh bahasa warna, yang memegang peranan sangat penting dalam
kehidupan makhluk hidup.
Kamuflase
Kamuflase adalah salah satu taktik
pertahanan paling efektif yang digunakan oleh binatang. Binatang yang
menyamarkan diri berada da-lam perlindungan yang dibangun oleh struktur
tubuhnya, yang dicipta-kan sangat selaras dengan habitatnya. Tubuh
binatang-binatang ini begitu selaras dengan lingkungan mereka sehingga ketika
melihat gam-bar mereka, hampir tidak mungkin Anda dapat menyatakan apakah
mereka itu tanaman atau binatang, atau membedakan antara binatang dan tanaman
dalam sebuah lingkungan yang sama.
Makhluk-makhluk hidup yang
menyesuaikan warna tubuh dengan lingkungan tempat tinggal mereka selalu menarik
perhatian para ilmu-wan. Penelitian difokuskan untuk mencari jawaban tentang
bagaimana makhluk hidup dapat terlihat tepat sama seperti makhluk lain dengan
struktur yang benar-benar berbeda.
Katakanlah, Anda sedang
berjalan-jalan di kebun. Anda nyaris menginjak sesuatu yang tampak seperti
selembar daun, dan pada saat terakhir Anda harus melompat menghindar karena
menyadari bahwa daun itu ternyata seekor kodok. Pernahkah terlintas dalam benak
Anda, bagaimana seekor kodok dapat mempunyai pola dan warna seperti itu?
Kamuflase adalah mekanisme pertahanan yang sangat penting bagi seekor kodok.
Kodok yang tersamar dalam lingkungannya dengan mudah terhindar dari
musuh-musuhnya.
Seekor laba-laba merah muda di atas
sekuntum bunga merah muda dapat dengan mudah menyamarkan diri dalam nuansa
merah muda bunga tersebut, sementara laba-laba lain dari spesies yang sama
dapat beradaptasi mengikuti warna bunga lain, misalnya, yang berwarna kuning,
ketika ia meman-jat bunga tersebut.
Ketika seseorang mengamati sebatang
dahan, dan menganggap tidak ada apa-apa di atasnya, seekor kupu-ku-pu bisa saja
terbang dari sana dengan tiba-tiba. Kupu-kupu ini, yang sesaat lalu tampak
mirip sekali dengan bagi-an-bagian dari selembar daun kering di musim gu-gur,
adalah sebuah contoh sempurna keajaiban kamu-flase.
Sebagaimana akan dapat dilihat pada
halaman-ha-laman berikut, kemiripan makhluk-makhluk hidup de-ngan objek tempat
mereka bertengger mencegah musuh melihat mereka. Jelas bahwa makhluk-makhluk
yang menyamar ini tidak membuat diri mereka, dengan inisiatif sendiri, agar
tampak seperti dedaunan, dahan-dahan atau bunga-bunga. Mereka bahkan tidak
menyadari bahwa mereka terlin-dung karena kemiripan-kemiripan ini. Meskipun
demikian, mereka me-lakukan penyamaran dengan sangat terampil dalam semua
contoh di atas tanpa kecuali. Seekor serangga yang berwarna sama dengan bunga,
ular yang berdiri diam bagaikan ranting pohon, kodok yang menye-suaikan diri
dengan warna tanah basah, singkatnya, semua makhluk yang menyamarkan diri
adalah bukti bahwa kamuflase merupakan taktik pertahanan yang diciptakan secara
khusus.
Tak ada satu pun makhluk hidup yang
dapat melakukan pekerjaan seperti itu sendiri atau secara kebetulan. Pastilah,
Dia yang mengan-ugerahkan kemampuan menyamarkan diri kepada makhluk hidup, dan
menempatkan proses-proses kimia di dalam tubuh mereka agar dapat berubah warna,
adalah Allah, Yang Mahatahu, Yang Mahabijaksana.
Teknik-Teknik
Kamuflase pada Reptil
Apa yang dilakukan reptil untuk
melindungi di-ri dari pemangsanya di alam bebas? Salah satu cara termudah bagi
makhluk yang bergerak lambat ini, tentu saja, adalah menyem-bunyikan diri. Cara
terbaik untuk bersembunyi adalah mengadaptasi tubuh de-ngan habitatnya. Bagi
ba-nyak binatang, warna dan pola biasanya berfungsi sebagai penyelamat.
Con-tohnya, di hutan, hampir tidak mungkin melihat dengan jelas seekor Rhino
Viper, sejenis ular tropis yang hidup di hutan hujan Afrika, karena kulitnya
ditutupi pola-pola geometris berwarna biru, merah, kuning, hitam dan putih.
Menariknya, warna-warna ular itu cocok dengan lingkungan tempat tinggalnya.
Hubungan individual se-perti ini membangkitkan beberapa pertanyaan dalam
pikiran. Bagai-mana warna-warna tersebut, yang demikian selaras dengan
lingkungan, muncul? Mungkinkah ini terjadi secara kebetulan, atau dihasilkan
sen-diri oleh reptil itu?
Tentu saja, itu sama sekali tidak
mungkin. Tidak mungkin seekor reptil mula-mula menganalisis lingkungannya, lalu
memutuskan perubahan apa yang diperlukan dalam dirinya, dan akhirnya menentukan
warna dan pola. Lebih jauh lagi, sangat tidak logis dan tidak masuk akal untuk
menyatakan bahwa reptil itu dapat membangun sebuah sistem dalam tubuhnya untuk
melaksanakan serangkaian reaksi kimia yang diperlukan untuk perubahan itu.
Bahkan manusia, satu-satunya makhluk
di bumi yang dikaruniai akal, tidak dapat mengubah warna bagian-bagian
tubuhnya. Dia tidak dapat membuat sistem dalam tubuhnya yang membawa perubahan
se-perti itu. Dengan demikian, hanya ada satu penjelasan untuk kemiripan
sempurna antara warna reptil dengan warna lingkungannya, yang bahkan nuansanya
pun tidak berbeda. Pemilik kebijaksanaan dengan keunggulan tak terbatas telah
merancang makhluk hidup ini. Rancangan ini adalah milik Allah yang Mahabesar.
Dialah Allah yang Mahatahu keperluan setiap makhluk hidup.
Reptil
Penyamar Paling Populer: Bunglon
Pernahkah Anda melihat seekor bunglon
berubah warna sesuai dengan lingkungannya? Pemandangan seperti itu patut
dilihat. Bunglon memiliki kemampuan menyamarkan diri begitu luar biasa sehingga
keterampilannya itu mengagumkan setiap orang. Meskipun banyak reptil lain
mempunyai kemampuan mengubah warna tubuh, tidak ada yang mampu melakukannya
secepat bunglon.
Bunglon menggunakan pembawa warna
merah dan kuning, lapis-an-lapisan reflektor putih dan biru, dan yang
terpenting “chromato-phores“, sel-sel kulit yang bereaksi terhadap perubahan
panas, cahaya dan suasana hati binatang itu.30 Jika Anda meletakkan seekor
bunglon pada tempat yang sangat kuning, misalnya, Anda akan melihat warna
tubuhnya dengan cepat menjadi kuning, sesuai dengan lingkungannya. Dan yang
lebih hebat, bunglon tidak hanya dapat menyesuaikan diri de-ngan satu warna,
tetapi juga dengan substrata multiwarna. Rahasia ke-piawaian mereka ada pada
sel-sel warna di bawah kulit sang penyamar ulung ini, yang membesar dan
berpindah tempat dengan cepat untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Dapatkah bunglon itu sendiri yang melakukan adaptasi sesempurna itu? Bagaimana
makhluk ini me-nyatu sampai tidak dapat dibedakan dengan lingkungan tempat
tinggal-nya, sementara seniman paling terampil pun harus bekerja berjam-jam
untuk memperoleh satu warna alami yang sama?
Jelaslah tidak masuk akal untuk
menyatakan bahwa seekor bunglon dapat melakukan kegiatan semacam itu menurut
kemauannya sendiri. Tentu saja, bagi seekor reptil, tidak mungkin menentukan
penampilan diri, juga tidak mungkin menempatkan satu sistem di dalam tubuhnya
untuk mengubah penampilan. Tidak masuk akal pula menyatakan bahwa makh-luk ini
memiliki kontrol terhadap seluruh sel dan atom di dalam tubuhnya, sehingga
mampu melakukan perubahan apa pun sekehendaknya dan memproduksi pigmen-pigmen
yang diperlukan. Dan sama sekali tidak konsisten serta tidak ada gunanya
menyatakan bahwa kemampuan luar biasa semacam itu muncul secara kebetulan.
Tidak ada mekanisme di alam yang mempunyai kemampuan untuk menghasilkan
keterampilan sesempurna itu, dan kemudian menyebarkannya kepada mereka yang
memerlukannya. Seperti semua makhluk hidup lainnya di bumi, bunglon juga
diciptakan Allah. Allah menunjukkan keunikan cita rasa seni-Nya kepada kita
dalam penciptaan bunglon. Allah Maha Kuasa, Maha Bijaksana.
Semua yang berada di langit dan yang berada di
bumi bertasbih kepada Allah. Dan Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu.
Kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi. Dia menghidupkan dan mematikan, dan
Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. (QS.Al Hadiid, 57: 1-2) !
Perubahan
Warna Menurut Lingkungan
Apakah makhluk hidup hanya
menggunakan warna untuk mempertahankan diri dari musuh mereka? Tentu saja
tidak. Beberapa binatang juga melindungi diri dari dingin dan panas melalui
enzim yang memberi warna pada bulu tubuh mereka. Pada binatang yang tinggal di
daerah dingin, bulu-bulu di ujung kaki, kuping dan hidung, yang merupakan
bagian tubuh paling sensitif, berwarna gelap. Bulu ber-warna gelap menyediakan
lebih banyak energi panas bagi binatang, sehingga mereka terbantu menjadi
hangat, seperti manusia yang mencoba memanfaatkan matahari sebaik mungkin dengan
mengenakan pakaian berwarna gelap selama musim dingin. Perubahan warna adalah
hal yang sangat biasa terjadi pada binatang darat. Sebagai contoh, selama musim
panas, bulu rubah yang tinggal di utara berubah menjadi putih, karena tingginya
suhu tubuh mereka. Namun demikian, selama musim dingin, ketika suhu udara
menjadi lebih dingin, suhu tubuh mereka turun, dan diperlukan lingkungan yang
lebih cocok agar enzim-enzim dapat bekerja dengan mudah. Untuk itu, selama
musim dingin, bulu rubah dari daerah utara itu menjadi lebih gelap. Kelinci,
rubah, musang, dan kucing kutub yang tinggal di sekitar kutub utara berwarna
coklat pada musim panas dan putih pada musim dingin.
Sementara beberapa burung menjadi
putih sama sekali selama bulan-bulan musim dingin. Mereka mulai berpenampilan
baru pada musim semi sesuai dengan warna tanah dan tumbuh-tumbuhan.
Warna Peringatan
Makhluk hidup menggunakan warna untuk
berbagai tujuan. Salah satu di antaranya adalah sebagai peringatan. Beberapa
contoh mengenai hal ini akan diuraikan pada halaman-halaman berikut.
Warna pada Burung
Salah satu ciri terpenting dari bulu
burung yang beraneka warna adalah bahwa bulu itu bukan struktur hidup. Alasan
mengapa sebuah bulu tidak berubah warna sama sekali, bahkan setelah tanggal,
adalah karena bulu yang telah berkembang penuh sama sekali tidak hidup.
Keanekaragaman warna yang kaya pada
burung sesungguhnya disebabkan keberadaan pigmen dalam bulu, yang disimpan
selama fase awal pertumbuhannya, atau perubahan cahaya yang terjadi sesuai
karakteristik struktur bulu tersebut.
Karena formasi yang terbuat dari zat
keratin ini akan segera rusak oleh kondisi lingkungan, mereka diperbaharui
secara berkala. Namun, setiap kali, burung mendapatkan kembali bulunya yang
beraneka warna. Ini karena bulu burung terus tumbuh sampai sepenuh-nya mencapai
panjang, serta karakteristik warna dan pola yang diperlukan untuk jenisnya.
Karena perbedaan struktur mereka,
bu-lu dapat memiliki penampilan yang serupa dengan yang diperoleh melalui
sebuah pris-ma gelas yang memisahkan cahaya menjadi warna-warna berbeda.
Warna-warna yang terbentuk melalui pembiasan cahaya seperti ini lebih cemerlang
dan metalik daripada warna yang dihasilkan pigmen-pigmen. Warna pada bulu ini
bergeser dari biru ke hijau, dan dari oranye ke merah. Umumnya, warna hijau,
biru, dan metalik pada burung dibentuk melalui pemantulan dan pembias-an
cahaya. Akan tetapi, sebagian warna bulu berasal dari pigmen.39
Ada tiga jenis pigmen utama pada
bu-rung. Yang pertama adalah pigmen melanin yang menghasilkan hitam, coklat
atau ku-ning kusam, kemudian pigmen lipokrom yang menghasilkan merah, kuning
atau oranye, dan terakhir adalah karotenoid. Biru, hijau dan beberapa warna
terang lainnya pada burung dibentuk oleh gelembung-gelembung mikroskopik dalam
keratin bulu-bulu yang membiaskan cahaya. Pada sisi lain, bulu-bulu yang
menyerap seluruh spektrum cahaya dan hanya memantulkan warna biru, menciptakan
warna biru pada beberapa burung.40
Hormon juga memainkan peranan penting
dalam perubahan warna pada burung. Perbedaan warna antara jantan dan betina
pada beberapa spesies disebabkan oleh hormon-hormon kelamin. Perbedaan warna
dan bentuk bulu ayam jantan dan betina, contohnya, tergantung pada hormon
estrogen.
Warna pada burung sangat penting bagi
penyesuaian diri mereka terhadap habitat, di samping untuk saling mengenali
antara burung jantan dengan betina, juga sebagai daya tarik pejantan bagi
betina selama musim kawin. Selain itu, pigmen yang memberi warna pada bulu
meningkatkan kekuatan bulu, menyimpan energi yang berasal dari matahari serta
mencegah masuknya sinar-sinar ultra-violet yang berbahaya ke dalam tubuh.
Kupu-kupu
Pembentukan warna pada sayap
kupu-kupu sangat menarik untuk dicermati. Cahaya yang dipantulkan melalui
sisik-sisik pada sayap kupu-kupu membentuk warna-warna yang “sebenarnya tidak
ada“, tetapi menimbulkan suatu keindahan dan simetri luar biasa. Baru saja
dikatakan bahwa warna-warna itu "sebenarnya tidak ada", apakah ini
mengherankan Anda?
Kupu-kupu terkenal karena keindahan
sayapnya, yang mempunyai permukaan relatif jauh lebih lebar daripada bagian
dada (thorax) mereka. Lalu bagaimana pola dan warna yang spektakuler pada sayap
kupu-kupu terbentuk?
Kupu-kupu memiliki sepasang selaput
sayap, yang sebetulnya transparan. Karena sayap ini dipe-nuhi sisik dengan
ketebalan yang bervariasi, transparansi selaput sa-yap ini menjadi tidak
tampak. Sisik-sisik ini meningkatkan kua-litas aerodinamik sayap kupu-kupu, dan
membuatnya ber-warna. Sisik-sisik tersebut, yang begitu lem-but/rawan sehingga
mudah rontok jika disentuh, memiliki ujung tajam yang menan-cap pada sayap.
Dengan cara ini, sisik-sisik itu akan tetap menempel tanpa berjatuhan. Setiap
sisik mungil ini, yang tampak seperti atap sirap, memiliki warna dari
pigmen-pigmen kimia atau dari pembias-an cahaya yang jatuh ke atas strukturnya
lalu menghasilkan warna-warna pelangi seperti gelembung sabun.41 Selain itu,
penelitian laboratorium telah menunjukkan bahwa warna yang berbeda tergantung
pada zat-zat kimia yang berbeda. Hasil-samping dari bahan pewarna yang dikenal
dengan nama pteridine, misalnya, menghasilkan warna merah muda, putih, dan
kuning yang biasa terlihat pada kupu-kupu. Melanin, yang merupakan bahan
pewarna paling umum, terdapat dalam bintik hitam pada sayap. Yang menarik,
warna yang terlihat pada sayap kupu-kupu tidak selalu merupakan warna
sebenarnya. Contohnya, sisik hijau sebe-tulnya adalah campuran dari sisik-sisik
hitam dan kuning. Penelitian mutakhir pada sayap kupu-kupu menunjukkan bahwa
pigmen-pigmen tersebut disintesis di dalam sisik-sisik dan bahwa enzim-enzim
yang diperlukan untuk produksi melanin terdapat di dalam kulit atas sisik-sisik
tersebut.
Zat pewarna bukanlah satu-satunya
penghasil warna kupu-kupu yang sangat mudah berubah ini. Struktur dan susunan
sisik-sisik pada sayap kupu-kupu menghasilkan beragam trik/tipuan cahaya,
seperti pemantulan, pembiasan, dan pada akhirnya pembentukan warna-warni yang indah
memesona. Contohnya, kupu-kupu Stilpnotio Salicis mempu-nyai sisik-sisik
semi-transparan, yang mengandung gelembung-gelembung. Meskipun tidak ada zat
pewarna pada sisik-sisik ini, cahaya yang menembus sisik-sisik memberi
kupu-kupu tersebut penam-pilan seperti satin.
Permukaan sisik-sisik pada sayap
kupu-kupu Argynnis yang sangat lunak menghasilkan pantulan keperakan. Pada
beberapa kupu-kupu, perbedaan susunan dua baris sisik yang saling menumpuk
dapat juga menghasilkan pantulan cahaya yang berbeda, misalnya, menyebabkan
kupu-kupu tampak biru, bukan hitam atau coklat.
Ketika kita meneliti struktur sayap
kupu-kupu, bahkan dengan memperhatikan warna-warninya saja, kita akan menemukan
banyak keajaiban. Keindahan luar biasa seperti itu, tidak diragukan lagi,
adalah bukti kekuasaan agung dan cita rasa seni tak berbatas milik Allah, Yang
telah mencipta-kan semua ini.
Perlu juga diketahui bahwa selain
diciptakan untuk mempercantik, warna dan pola pada sayap kupu-kupu memiliki
banyak fungsi penting lainnya bagi makhluk ini.
Mata Palsu Kupu-kupu
Pada banyak jenis kupu-kupu, terdapat
pola-pola bulat berwarna gelap yang mengingatkan kita pada mata seekor binatang
besar. Mata ini, yang lagi-lagi terdiri atas sisik-sisik berwarna pada sayap,
membentuk suatu mekanisme pertahanan penting bagi kupu-kupu. Kupu-kupu menutup
sayapnya pada saat beristirahat. Jika makhluk ini bertemu dengan musuh, atau
terganggu oleh sentuhan sedikit saja, sayapnya akan langsung terbuka, dan
muncullah bintik mata yang besar, terang, dan berwarna kuat pada permukaan
sayap itu. Dengan cara ini, kupu-kupu menyampaikan peringatannya kepada
pemangsa.
Kamuflase Kupu-kupu
Kemampuan kamuflase kupu-kupu sama
mengesankannya seperti mata palsu mereka. Seakan-akan, kupu-kupu melihat warna
semak-semak, menilai lingkungan, menganalisis, kemudian meniru warna
semak-semak tersebut menggunakan warna-warna efektif yang dihasilkan sistem
dalam tubuhnya. Spesies lain, sadar akan selera pe-mangsanya, memberikan
sinyal-sinyal peringatan dengan meniru warna-warna yang mengusir pemangsa dan
memberikan kesan bahwa kupu-kupu tersebut tidak enak dimakan atau bahkan
beracun. Tidaklah mungkin seekor kupu-kupu melakukan kegiatan-kegiatan ini
sendiri. Kita dapat memperjelas ini dengan sebuah contoh:
Katakanlah, Anda mencoba menghasilkan
sebuah warna di laboratorium. Jika pengetahuan Anda tentang hal ini hanya
sedikit, Anda tidak akan bisa mencapai hasil yang Anda inginkan, secanggih apa
pun peralatan atau fasilitas laboratorium Anda. Lalu, pertimbangkanlah untuk
mencoba memperoleh warna dengan kualitas warna kupu-kupu, yang menjadi hampir
tidak terlihat karena warna dan polanya sama dengan lingkungannya. Anda bahkan
tidak akan bisa menghasilkan satu saja warna yang berarti. Demikian situasinya
sehingga pastilah akan menjadi pendekatan yang tidak ilmiah dan tidak rasional
untuk menya-takan bahwa sistem yang agung dalam kupu-kupu ini muncul secara
kebetulan tanpa rancangan yang disengaja.
Jika ada sebuah rancangan, tentulah
ada perancangnya. Rancangan tak bercela di atas bumi adalah milik Allah, Yang
Maha Pengasih. Men-jadi tugas manusia-manusia berakallah untuk memikirkan
ke-Maha Penciptaan Allah secara detail. Dalam surat An-Nahl, Allah menyatakan
sebagai berikut:
“Dan Dia (menundukkan pula) apa yang
Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini dengan berlain-lainan macamnya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan
Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran.” (QS. An-Nahl, 16:13) !
Bintik Hitam yang Menyerap Cahaya
Pada beberapa jenis kupu-kupu,
terutama pada bagian-bagian sayap yang dekat dengan badan, ter-dapat
bintik-bintik besar berwarna gelap yang terdiri atas sisik-sisik. Bintik-bintik
ini, yang ditempatkan pada kedua sayap secara simetris, memiliki fungsi sangat
penting bagi kupu-kupu. Kupu-kupu meng-gunakan bintik-bintik ini untuk mencapai
suhu tubuh yang diperlukan untuk terbang. Bagaimana mereka melakukannya?
Sisik bersifat mengubah panas ke
tingkat maksimum atau minimum tergantung warna mereka. Kita semua telah melihat
kupu-kupu membuka dan menutup sayap di bawah sinar matahari seakan-akan sedang
mencoba menemukan sudut tertentu. Bintik-bintik hitam pada sayap membantu
kupu-kupu, yang mencoba mendapatkan sinar matahari melalui gerakan ini. Seekor
kupu-kupu yang perlu mengha-ngatkan tubuh membuka dan menutup sayap sedemikian
rupa sehingga sinar matahari jatuh langsung pada bintik-bintik tersebut, dan
dengan cara ini tubuhnya menjadi hangat.
Kupu-kupu yang hidup di daerah
terbuka yang tak terlindung dari matahari berwarna lebih terang, sedangkan
kupu-kupu yang hidup di hutan, berwarna lebih gelap.
Beberapa spesies kupu-kupu
Lepidoptera tidak memiliki sisik pada sayap, tidak dapat memantulkan sinar, dan
dengan demikian menjadi transparan. Kita dapat melihat kupu-kupu ini pada saat
ia terbang, namun hampir tidak mungkin menemukannya ketika mereka hinggap di
suatu tempat. Ini memberikan perlindungan sempurna bagi kupu-kupu tersebut.
Seperti semua makhluk hidup lainnya, kupu-kupu juga telah diciptakan dengan
sistem yang dapat memenuhi segala keperluan mereka. Lebih jauh lagi, semua
sistem ini tergantung satu sama lain sehingga yang satu tidak bisa ada tanpa
kehadiran yang lainnya.
Seperti semua makhluk di jagat raya,
Allah menciptakan kupu-kupu juga dengan semua detail yang mereka miliki dan memberkahi
mereka dengan semua sistem yang mereka perlukan.
Warna-Warna di Bawah Laut
Kehidupan di bawah permukaan laut
sangat berbeda dengan kehidupan di darat. Semua aspek yang berkaitan dengan
makhluk-makhluk laut telah diatur sedemikian rupa agar mereka dapat hidup
semudah mungkin di dalam air. Manusia tidak dapat melihat dalam air sebaik
ikan, karena mata manusia tidak memiliki keistimewaan yang memungkinkannya
untuk memperoleh penglihatan yang tajam di bawah air. Mata manusia tidak
memiliki sistem lensa seperti ikan, serta tidak bulat dan keras seperti mata
ikan, sehingga tidak mempunyai pandangan tajam di bawah air seperti ikan. Mata
manusia juga tidak dapat setepat mata ikan dalam memper-kirakan jarak yang
tampak memendek dalam air akibat pembiasan, karena mata manusia tidak dapat
memperkirakan pembiasan cahaya dalam air.
Allah telah menciptakan setiap
makhluk hidup dengan karakteristik paling cocok untuk lingkungan tempat tinggal
masing-masing. Makhluk-makhluk yang hidup di laut hanyalah sebagian kecil
contoh cita rasa seni Ilahi dalam penciptaan. Allah tidak mempunyai sekutu
dalam penciptaan dan segala sesuatu ada di bawah kekuasaan-Nya.
“Dan tak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Allah; dan sesung-guhnya Allah, Dialah Yang Mahaperkasa lagi
Mahabijak-sana.” (QS. Ali Imran, 3: 62) !
Desain Warna pada Tanaman
Tanpa melakukan perenungan, manusia
tidak akan dapat melihat karakteristik makhluk hidup yang menakjubkan di
sekelilingnya. Selama dia tidak berpikir tentang bagaimana seekor kupu-kupu
dengan selaput sayapnya terbang, bagaimana bunga-bunga yang dilihatnya memiliki
warna yang demikian beraneka ragam, bagaimana ujung ranting pohon setinggi
ratusan meter bisa tetap hijau, manusia tidak dapat memahami seluk-beluk
hal-hal tersebut. Bahkan cita rasa seni luar biasa pada sekuntum bunga mungkin
tidak dapat menarik perhatiannya.
Akan tetapi, sebagaimana telah
diuraikan dalam buku ini, cita rasa seni yang sempurna tampak jelas pada semua
makhluk hidup, dari serangga sampai burung, dari tanaman sampai makhluk laut.
Jelas sudah bahwa cita rasa seni ini milik Allah, Sang Maha Pencipta semua
makhluk hidup.
Mari kita sejenak berpikir tentang
tetumbuhan, buah-buahan, sayur-mayur, bunga-bungaan dan pepohonan.
Tanam-tanaman, yang masing-masing memiliki warna, wangi dan rasa berbeda,
adalah bukti dari cita rasa seni Ilahi dalam penciptaan. Setiap tanaman yang
Anda lihat di-sekeliling Anda, atau Anda ketahui dari buku-buku, memiliki warna
dan pola yang eksklusif untuk jenisnya sendiri. Masing-masing memiliki proses
reproduksi berbeda. Proporsi nektar yang mereka kandung dan wewangian mereka
juga berbeda. Marilah kita berpikir tentang bunga mawar. Ada yang merah, putih,
kuning, oranye, merah muda, bertepi putih, dwi-warna, dan bahkan mawar dengan
warna-warni seperti gelombang. Tentu saja, adalah kebutaan nyata bagi seseorang
yang melihat semua ini namun tidak merasakan kekaguman dan tidak melihat
kekuasaan tak terbatas dari Allah, Sang Maha Pencipta semua bunga ini. Dalam Al
Quran, Allah merujuk kepada mereka yang gagal menghargai bukti-bukti penciptaan
yang mereka lihat sebagai berikut:
“Dan banyak sekali tanda-tanda
(kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka melaluinya, sedang mereka
berpaling daripada-nya. Dan sebagian besar dari mere-ka tidak beriman kepada
Allah, melainkan dalam keadaan mem-persekutukan Allah (dengan
sem-bahan-sembahan lain).” (QS. Yusuf, 12: 105-106) !
Pernahkah Anda Berpikir Mengapa
Tanaman Berwarna Hijau?
Sebagaimana telah jelas terlihat,
warna-warna yang umum dalam dunia tanaman adalah hijau atau nuansa warna hijau.
Klorofil (zat hijau daun) adalah bahan utama yang menghasilkan warna hijau.
Klorofil, suatu bahan yang sangat penting, adalah sebuah pigmen yang terkandung
dalam kloroplas yang tersebar dalam sitoplasma (cytoplasm) sel-sel tanaman.
Pigmen-pigmen ini menyerap cahaya yang berasal dari matahari dengan mudah,
tetapi hanya memantulkan warna hijau. Selain memberi warna hijau pada daun, hal
ini juga menyebabkan terpenuhinya kelangsungan sebuah proses yang sangat
menentukan, yang dikenal dengan nama “fotosintesis”.
Dalam fotosintesis, tanaman
memanfaatkan sinar matahari, yang terdiri dari kombinasi berbagai warna. Salah
satu sifat warna-warna dalam sinar matahari yang terpenting adalah bahwa
tingkat energi mereka berbeda satu sama lain. Ragam warna ini dinamakan
spektrum, yang diperoleh dari pembiasan warna dalam sebuah prisma misalnya,
mempunyai warna merah dan kuning di ujung yang satu, dan biru dan ungu pada
ujung lainnya. Warna dengan tingkat energi paling tinggi adalah warna pada
ujung biru spektrum tersebut.
Perbedaan tingkat energi warna sangat
penting bagi tanaman, karena mereka memerlukan sejumlah besar energi untuk
melangsungkan fotosintesis. Untuk itu, selama fotosintesis berlangsung, tanaman
menyerap cahaya matahari dengan tingkat energi tertinggi di sekitar ujung
ultraviolet dari spektrum, yaitu violet dan biru, dan juga warna sekitar ujung
inframerah (panas) dari spektrum, yaitu merah, oranye dan kuning. Daun
melakukan semua proses ini melalui pigmen klorofil yang terdapat dalam
kloroplas.52
Agar tanaman dapat melakukan
fotosintesis, tingkat energi partikel cahaya yang diserap oleh klorofil harus
mencukupi. Proses fotosintesis dimulai saat tanaman, dengan energi yang
diterimanya dari partikel si-nar, menguraikan molekul air menjadi molekul
oksigen dan hidrogen. Hidrogen bereaksi dengan karbon dalam gas karbondioksida
untuk membentuk getah, yang penting bagi kelangsungan hidup tanaman. De-ngan kata
lain, tanaman memproduksi makanannya sendiri. Di sisi lain, oksigen yang tidak
terpakai, dilepaskan ke udara. Sebagian besar oksigen dalam atmosfer yang kita
hirup diproduksi dengan cara seperti itu.
Proses fotosintesis pada tanaman
menghasilkan karbohidrat, salah satu sumber makanan utama bagi makhluk hidup
lain. Zat yang dihasil-kan selama proses fotosintesis sangat penting baik bagi
tanaman itu sen-diri, maupun bagi binatang dan manusia, karena tanaman adalah
sumber makanan utama bagi semua makhluk hidup di bumi.
Sebagaimana telah kita pahami, selain
memberikan penampilan este-tis, warna hijau pada tanaman juga sangat menentukan
bagi kelangsung-an hidup tanaman dan makhluk hidup lainnya. Allah menciptakan
zat klorofil sebagai sumber makanan bagi tanaman dan semua makhluk hidup
lainnya.
Bagaimana Aneka Warna Muncul pada
Tanaman?
Seperti telah disinggung sebelumnya,
warna yang dipantulkan oleh setiap objek tergantung kepada molekul pigmen yang
terkandung dalam objek tersebut. Molekul pigmen dasar pada tanaman hijau adalah
zat "klorofil" seperti dinyatakan sebelumnya. Selain itu, ada pigmen
yang menghasilkan warna lain pada tanaman, dan jenis pigmen yang berbeda ini
memberikan keanekaragaman warna luar biasa seperti yang kita lihat pada
tanaman.
Sebagai contoh, selain klorofil, pada
tanaman juga ada pigmen karo-tenoid. Beberapa jenis pigmen ini, seperti yang
telah kita uraikan secara terperinci, berwarna kuning dan memberi warna pada
bonggol jagung, le-mon, goldenrod dan bunga matahari. Karotenoid lain cenderung
berwarna merah daripada kuning; ini ditemukan pada bit, tomat, mawar, dan
wor-tel. Karotenoid juga hadir pada daun yang hijau. Orang lalu bertanya-tanya:
kenapa dedaunan tidak terlihat merah, kuning atau oranye melain-kan hampir
semuanya bernuansa hijau? Alasannya adalah karena warna hijau pada klorofil
demikian kuat sehingga warna lain tidak terlihat.53
Namun demikian, perubahan terjadi
pada musim gugur. Karena si-ang hari semakin pendek, tanaman berhenti membuat
klorofil, dan keku-atan pigmen yang menghasilkan warna hijau berkurang,
akibatnya war-na hijau pada daun memudar. Karotenoid, sekarang terlihat,
membuat daun berwarna coklat, kuning dan merah.
Juga pada musim gugur, sekelompok pigmen
yang bernama “antho-cyanins“ terbentuk pada lapisan terluar daun-daun tertentu.
Pigmen-pig-men ini, yang berwarna merah terang dan biru, bergabung dengan
lain-nya untuk memberi warna merah tua dan ungu pada daun seperti yang
kadang-kadang kita lihat.54
Informasi tentang semua pigmen yang
memberi warna pada tanam-an diatur dalam DNA tanaman tersebut. Untuk itu, suatu
spesies tanaman memiliki karakteristik yang sama di mana pun ia berada di muka
bumi. Contohnya, di mana-mana di dunia ini, warna buah jeruk sama; bentuk dan
struktur kulit buahnya juga sama. Warna selaput transparan, yang terletak di
dalam kulit jeruk tersebut, dan yang membentuk kantung-kan-tung kecil berisi
air gula wangi berwarna oranye, tidak pernah berubah di mana pun di dunia ini.
Pisang berwarna kuning di mana-mana, tomat berwarna merah, dan bunga-bunga
mawar, violet, dan anyelir, semuanya berwarna sama di mana pun mereka berada.
Ke mana pun Anda pergi di dunia ini, Anda tidak akan melihat strawberi yang
tumbuh alami dengan warna berbeda. Di mana pun di dunia ini, DNA stroberi
mengandung karakteristik yang membuat mereka menjadi stroberi seperti yang kita
kenal. Warna, bau dan rasa stroberi selalu sama. Ini adalah suatu ketera-turan
yang unik dan tak ada duanya. Tentu saja, tidak mungkin dapat di-katakan bahwa
sebuah sistem seperti ini telah muncul begitu saja karena kebetulan belaka.
Pemilik cita rasa seni tak ada duanya
yang berlaku di seluruh muka bumi ini adalah Allah, Pemilik Kebijaksanaan Tak
Terbatas. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Pernahkah Anda memikirkan bagaimana
warna yang beraneka ragam seperti ini pada tanaman terjadi, meskipun mereka
semua tumbuh di tanah yang sama dan disirami dengan air yang sama?
Dalam surat Ar-Ra’d, Allah
menunjukkan kepada kita kenyataan bahwa meskipun disirami dengan air yang sama,
muncul beraneka tanaman pangan dari tanah:
“Dan di bumi ini terdapat
bagian-bagian yang berdampingan, dan ke-bun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan
pohon korma yang berca-bang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang
sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain
tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda
(kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.” (QS. Ar-Ra’d, 13: 4) !
Sebagaimana telah ditunjukkan Allah
kepada kita, mari kita renungkan, dengan melihat sayur-mayur dan buah-buahan di
sekeliling kita, betapa berbedanya tanaman-tanaman yang tumbuh dari tanah yang
sama. Sebagai contoh, mari kita lihat buah melon, semangka, kiwi, pisang, ceri,
terung-terungan, tomat, anggur, persik, dan kacang hijau. Ketika Anda mengupas
kulit pisang yang berwarna kuning tua, muncullah pisang yang berwarna kuning
muda dengan keharuman tiada tara. Sebuah apel merah, hijau atau kuning memiliki
kulit yang halus mengkilat. Manusia tidak dapat meniru kualitas rasa dan bau —
aroma yang khusus baginya — sari manis buah tersebut.
Kemudian, sebuah pertanyaan akan
muncul dalam diri seseorang: bagaimana bunga-bungaan, pepohonan, sayur-mayur
dan buah-buahan dapat memiliki sedemikian banyak warna berbeda meskipun mereka
tumbuh dari tanah yang sama? Ini adalah bukti dari pengetahuan Allah yang tak
terbatas dan penciptaan yang dilakukan-Nya tanpa ada model sebelumnya. Tidak
mungkin bagi manusia menciptakan sebuah warna baru. Semua warna yang dihasilkan
manusia hanyalah tiruan dari aslinya yang terdapat di alam. Karena Allah adalah
Asal dari segala sesuatu, dan semua warna yang menggambarkan makhluk-makhluk
hidup di muka bumi adalah ciptaan-Nya. Cita rasa seni Allah dalam penciptaan tidak
ada bandingnya. Salah satu Asmaul Husna Allah Yang Mahakuasa adalah
Al-Mushawwir. Zat yang membentuk ciptaan-Nya dalam bentuk-bentuk berbeda. Allah
menciptakan semua ciptaan-Nya dalam bentuk yang paling sempurna.
“Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang
Mengadakan, Yang Mem-bentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling Baik,
Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang
Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (QS. Al Hasyr, 59:24) !
Warna-warna dan penampilan semua
tanaman di muka bumi telah diciptakan sedemikian rupa untuk memikat jiwa
manusia. Pada buah-buahan dan sayur-mayur, ada keanekaragaman warna yang tiada
tara-nya. Di lain pihak, ketika kita berpikir tentang bunga-bungaan dan
pepo-honan, kita melihat penampilan estetis dan keanekaragaman warna pula.
Ada pula desain warna dan pola pada
bunga-bungaan yang sama sekali tiada duanya. Setiap jenis dari ratusan ribu
ragam bunga telah dilengkapi dengan karakteristik tertentu yang eksklusif untuk
jenisnya. Pada saat ini, wangi-wangian, pola-pola dan warna-warna yang
dihasilkan manusia semuanya adalah tiruan dari aslinya di alam. Sebagai contoh,
warna ungu kelopak bunga violet yang lembut bagaikan beludru, dan kelembutan
permukaan daun-daunnya tiada tara. Kain-kain beludru diproduksi sebagai tiruan
dari tekstur bunga violet, namun kualitas serupa tidak akan pernah tercapai.
Dengan pendekatan ini, tanaman apa
pun yang kita teliti di muka bumi, kesimpulan yang akan kita dapatkan adalah
bahwa tanaman itu adalah ciptaan yang sempurna. Allah, yang tak bersekutu dalam
pencip-taan, menciptakan tanaman-tanaman bagi manusia dengan rasa, keha-ruman,
warna dan bentuk yang berbeda-beda. Tugas kita adalah untuk merenungkan
tanda-tanda yang diciptakan Allah dan bersyukur kepada-Nya.
Picture Text
Induk burung meloloh anak-anaknya
menurut warna rongga mulut mereka.
Allah menciptakan semua warna di
bumi. Langit, gunung, tanaman pangan, kupu-kupu, apel merah, jeruk, nuri,
merak, anggur ungu, pepohonan, singkatnya, segala sesuatu yang Anda lihat di
sekeliling Anda, memiliki warna karena Allah menghendaki demikian. Allah
menyatakan fakta ini dalam ayat berikut:
Tidakkah kamu melihat bahwasannya
Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu
buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan diantara gunung-gunung itu ada
garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang
hitam pekat. Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata
dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya).
Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.
Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Maha Pengampun. (QS. Faathir, 35: 27-28)
“Langit yang tujuh, bumi dan semua
yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan
bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka.
Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Israa',
17: 44) !
Dalam gambar ini seekor belalang
menyerupai kulit pohon. Kamuflase yang digunakan belalang begitu sempurna,
sampai-sampai desain jamur (lichens) pada pohon muncul juga pada tubuhnya. Ini
adalah ciptaan Allah yang sempurna.
Laba-laba kepiting jenis Misumena di
sebelah kiri dapat mengubah warna diri berkisar dari kuning hingga putih,
tergantung pada bunga tempat ia mendarat.17 Jenis laba-laba yang tampak di
bawah berhenti bergerak hanya ketika warna dan konfigurasi tanaman paling
sesuai untuk menyembunyikannya.18
Beberapa jenis serangga melindungi
diri mereka dari musuh dengan cara kamuflase berkelompok. Contoh-nya, Phiatids,
satu spesies Hemiptera tropis yang dite-mukan di Madagaskar, mempunyai sayap
berwarna-warni cerah. Ketika mereka hinggap di pohon, seperti dalam foto ini,
mereka menyerupai rangkaian bunga.19
Gambar di sebelah kiri adalah dua
ekor myriapod yang telah mengembangkan warna nyaris identik dengan tanaman
tempat tinggal mereka. Dengan cara ini, mereka terlindung dari musuh.20
Di tengah padang rumput kering,
seekor singa betina yang sedang berburu (kiri) nyaris tidak terlihat, karena
warna binatang ini cenderung menyatu dengan lingkungan.
Cheetah pada gambar atas juga tidak
lebih mudah ditemukan di tengah-tengah rerumputan tinggi; ini berkat ratusan
bercak-kecil yang memotong-motong garis tubuh binatang ini. Terik matahari
mempertajam titik-titik hitam cheetah, meningkatkan efek “pecah” kontur
tubuhnya.21
Bulu putih beruang kutub yang lebat
dikombinasikan dengan lapisan-lapisan lemak di bawah kulit, melindunginya dari
dingin yang menggigit. Namun bulu putih mempunyai fungsi lain — sebagai alat
kamuflase ketika si beruang berburu (atas). Bulu putih juga memberikan
perlindungan bagi kelinci yang hidup di daerah bersalju.
Kamuflase tidak hanya terjadi pada
permukaan kulit. Otot-otot beberapa spesies kodok yang hidup di hutan hujan
Amerika Selatan juga berwarna. Darah mereka mengandung sel-sel pengangkut
oksigen. Dengan demikian, perubahan yang timbul akibat kebutuhan untuk
kamuflase, tidak hanya terjadi pada permukaan kulit tetapi juga di dalam tubuh.
22
Ranting-ranting dan dedaunan menjadi
gelap ketika basah. Demikian pula, kodok dan katak berubah warna dalam musim
hujan, menjadi lebih gelap. Perubahan ini memastikan bahwa mereka tetap
tersamar di antara ranting-ranting dan dedaunan.23 Tidak mungkin keselarasan
menakjubkan ini merupakan suatu kebetulan.
Dalam gambar di sebelah kiri adalah
katak tanah yang berubah warna menurut kondisi cuaca
Seekor katak kecil berbentuk daun
membaur dalam substrata sebuah hutan di Malaysia. Katak ini paling tersamar
jika dilihat dari atas — dari mana predator biasa melihatnya.24 Dalam gambar di
sebelah kanan adalah katak jenis lain, yang tampak seperti bagian dari pohon.
Sulit membedakan kedua makhluk hidup itu dari lingkungan mereka.
Pada siang hari, atau dalam jam-jam
ketika predator paling aktif, mayoritas binatang penyamar tidak bergerak.
Gerakan terhalus sekalipun dapat menunjukkan keberadaan mereka. Indra sensoris
predator sangat sensitif terhadap gerakan. Contohnya, belalang Brazil ini tidak
dapat dibedakan dari bilah-bilah rumput tempatnya mendarat.25
Gambar di sebelah kanan adalah seekor
serangga berbentuk batang (cangcorang) Serangga ini menyamarkan diri agar
terbebas dari predatornya. Tetapi kemampuan menyamar, tidak terbatas pada
serangga dewasa jenis myriapod; telur mereka juga terkamuflase. Di ta-nah,
telur-telur itu seperti biji-bijian tanaman sayur.26 Mustahil bagi makhluk
hidup menyamakan warna dalam tubuhnya dengan lingkungannya atau membuat
bentuknya menyerupai spesies lain. Allah, yang mencipta mereka, telah
memberikan kemampuan seperti ini kepada semua makhluk penyamar.
Dalam foto-foto ini, belalang
terlihat menirukan daun. Tulang daun di tengah dan dua belahan simetris pada
kedua sisi tulang, yang merupakan struktur umum daun, juga hadir sepenuhnya di
tubuh belalang seperti yang terlihat dalam foto.
Pola belalang pada foto di bawah ini
sangat menyerupai bekas sejenis jamur parasit pada daun. Namun, kaki panjangnya
dapat mengungkap penyamaran belalang, seperti yang dimiliki belalang dalam foto
ini. Selain itu, sebagian belalang mempunyai kaki transparan.27 Tentunya,
binatang ini tidak dengan sadar memilih melakukan imitasi sesempurna ini
sampai-sampai tidak melupakan bagian daun yang kering dan terlipat. Allah, yang
menciptakan segalanya dengan sempurna, telah menciptakan belalang.
Mantis adalah salah satu predator
paling umum di hutan dan sabana di daerah terpanas bumi. Struktur tubuh mantis
secara keseluruhan dirancang untuk berburu. Nymph mantis dari hutan hujan
Amerika Selatan, seperti di bawah ini, hampir identik dengan daun pakis kering.
Jika binatang ini hinggap di atas daun hijau, dia akan tampak dengan jelas.
Kebanyakan spesies sangat cermat memilih lingkungan yang sesuai untuk menunggu
mangsa.28 Tentu saja tidak mungkin bagi makhluk ini untuk menciptakan sistem
seperti ini sendiri. Dia yang telah mengilhami semua makhluk dengan cara
berperilaku adalah Allah, Penguasa alam semesta.
Pada foto sebelah kiri atas adalah
seekor mantis, yang nyaris tak terlihat di antara bunga-bunga merah muda. Kebalikan
dari mantis-mantis lain, yang pada umumnya mempunyai segmen pertama atau
prothorax yang panjang dan sempit, pada spesies dari Costa Rica ini (foto
atas), segmen tersebut mempunyai desain berbeda yang membuatnya menyerupai
dedaunan tempatnya hidup.
Hampir tidak mungkin membedakan
spesies ular yang hidup di hutan hujan Costa Rica dengan pohon tempat
tinggalnya
Ular cambuk dari Asia Tenggara hidup
di atas pohon dan tubuhnya dipenuhi sisik hijau. Sisik-sisik ini, yang menutupi
bagian atas tubuh ular, adalah penyamaran agar tampak seperti lapisan jamur dan
alga yang menutupi pohon.
Cicak daun Australia biasanya hidup
tidak jauh dari pepohonan, dan sangat menyerupai kulit pohon. Binatang ini
jarang menunjukkan perutnya yang pucat. Bahkan matanya juga tersamar dengan
baik. (kiri) Sementara pada cicak tutul dari Pakistan, hanya tubuh bagian atas
yang menyerupai substrata di mana dia mungkin terdeteksi. Perutnya hampir
seluruhnya putih, karenanya, reptil kecil ini selalu berhati-hati agar tidak
mema-parkan bagian ini (atas) 29
Bunglon adalah binatang penyamar
paling ulung. Seperti yang tampak dalam gambar di atas, bayangan daun pakis
meninggalkan jejak pada kulit bunglon yang hangat.
Cumi-cumi dan gurita juga dapat
meng-ubah warna tubuh dengan cepat. Terka-dang, tampak seperti ada gelombang
warna merambat pada tubuh mereka. Banyak faktor berperan dalam perubahan ini —
kemarahan, melihat makanan, ketakutan, dan warna latar belakang.31 Allah telah
menciptakan makhluk-makhluk ini dengan keistimewaan yang akan membantu mereka
melindungi diri di dasar laut. Allah adalah Zat yang meliputi segala sesuatu
dan Maha Mengetahui.
Unggas (grouse) salju ini adalah
contoh bagaimana kamuflase berubah menurut musim.
Salah satu katak berbahaya adalah
katak “panah racun”. Amfibi kecil dari spesies Dendrobates ini mempunyai racun
yang dikenal sebagai “batracotoxin” di dalam kulitnya, yang dipercaya oleh
sebagian orang sebagai racun terkuat di kerajaan binatang. Nama katak ini
diambil dari penggunaan racunnya oleh suku Indian untuk dioleskan pada ujung
panah ketika mereka berburu.32 Warna binatang ini membantu binatang lain
mengenalinya sebagai binatang beracun.
Anggota spesies Sinanceidea adalah
ikan dengan tubuh relatif kecil dan padat. Mereka tidak bersisik, sebagai
gantinya, kulit mereka dipenuhi tonjolan-tonjolan seperti bisul, yang dengan
sempurna menyamarkan ikan ini ketika mereka menunggu mangsa di dasar laut.
Tonjolan-tonjolan ini mengaburkan bentuk tubuh sehingga menyerupai batu karang.
Ikan ini sering menyamarkan diri lebih bagus dengan menyusup ke dalam pasir.33
Di Amerika Selatan, terdapat banyak
ular yang berbisa dan tidak yang memiliki pewarnaan yang sama cemerlangnya.
Mereka semua ditutupi cincin warna kuning, merah, dan hitam. Mereka semua
disebut ular koral. Beberapa dari mereka, yang merupakan ular koral yang
sebenarnya, sangat mematikan. Yang la-innya, disebut “koral palsu” hanya meniru
corak koral yang berbisa. Pengaturan pita warna membedakan mereka satu sama
lain. Ular koral palsu memperoleh keuntungan dari kemiripan ini dan terlindung
dari musuh-musuh mereka.34
Seekor papilionida memanjangkan
osmeteriumnya, yang merah dan menyerupai antena; osmeterium adalah organ yang
dikeluarkan ulat kupu-kupu ketika mendengar musuh mendekat. Gerakan bagian
tubuh yang berwarna cerah ini menakutkan bagi burung-burung kecil.35
Fulgoridae adalah spesies homoptera
besar yang berwarna cerah yang hidup di daerah tropis. Kepala mereka menonjol
membentuk “tanduk” kopong. Spesies fulgoridae pada gam-bar di atas mempunyai
bagian kepala yang tumbuh menyerupai moncong terbuka buaya (leng-kap dengan
gigi). Diyakini bahwa fungsi pertumbuhan seperti tanduk ini juga berkaitan
dengan musim kawin. Kamuflase fulgoridae da-lam posisi beristirahat seperti
pada gambar di samping kiri, menyerupai kulit pohon. Ketika diganggu, binatang
ini membuka sayap dan memperlihatkan dua “mata” besar. Ini menge-jutkan musuh
dan memberinya kesempatan untuk melarikan diri.36
Sebagian binatang menggunakan bulu/
rambut dengan pelbagai warna pada ba-gian tertentu tubuh mereka sebagai tan-da
bahaya. Misalnya, ketika antelop tan-duk bercabang - pronghorn (Antilocapra
americana) mencium bahaya, mereka saling mengirimkan peringatan dengan pantat
mereka. Pada kedua paha mere-ka terdapat cakram otot yang ditumbuhi segerombol
bulu putih. Dalam keadaan bahaya, binatang ini mengerutkan otot sehingga
bulu-bulu panjang itu mengem-bang, dan memantulkan sinar dengan efisiensi
tertentu. Ketika otot mengendur, cakram mengerut cepat. Jadi, kilatan ca-haya
terang dihasilkan agar tampak oleh pronghorn lain yang bahkan berada da-lam
jarak berkilo-kilo meter.37
Burung pergat jantan dari kepulauan
Galapagos me-ngembangkan kantong merah tua di bawah paruhnya untuk menarik
betina. Burung jantan biasanya berge-rombol pada pepohonan bakau, di mana kelak
mereka membangun sarang, dan terus melakukan aksi ini sehingga para betina yang
terbang di atas mereka dapat memilih pasangannya. Warna merah tua pada kantung
sangat kontras dengan bulu yang hitam pada bagian tubuh burung ini, yang
memiliki kilau metalik.38
Tidak semua binatang menggunakan
warna mereka untuk tujuan kamuflase. Ayam pegar dan merak jantan menggunakan
bulu-bulu berwarna mereka untuk menarik perhatian betina. Ketika merak jantan
mengembangkan ekornya, muncul pemandangan menakjubkan.
Dengan menggunakan warna, makhluk
hidup menarik pa-sangan mereka untuk tujuan reproduksi, atau untuk
mem-peringatkan atau menakut-nakuti musuh atau saingan. Misalnya, bunga-bunga,
yang memerlukan penyerbukan untuk reproduksi, dianugerahi warna-warna cerah dan
pola kompleks untuk menarik perhatian serangga yang membawa serbuk sari.
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit
dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut
membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit
berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)nya dan
Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang
dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan
dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (QS. Al Baqarah, 2:164) !
Setiap spesies burung mempunyai warna
yang berbeda. Keragaman warna ini disebabkan oleh pergeseran cahaya pada bulu
dan kehadiran zat pigmen, yang disebut keratin, dalam struktur burung.
Bulu burung adalah struktur yang
tidak hidup, yang selalu diperbarui. Pada setiap pembaruan, warna yang sama
dihasilkan lagi.
“Bahkan apa yang ada di langit dan di
bumi adalah kepunyaan Allah; semua tunduk kepada-Nya.” (QS. Al Baqarah, 2:116)
!
Close-up
sisik-sisik pada sayap kupu-kupu
Kupu-kupu Indonesia yang besar (kiri)
mempunyai dua titik besar yang menyerupai mata pada sayapnya, yang digunakan
untuk mengejutkan musuh. Pertahanan ini cukup ampuh bagi jenis kupu-kupu ini.
Spesies lain seperti kupu-kupu Monarch, di lain pihak, mengandalkan metode lain
(kanan). Dengan sayap oranye gelap berpola hitam, mereka mengirimkan peringatan
“tidak enak dimakan” kepada musuh.
Kupu-kupu yang tampak pada foto ini
menggunakan kamuflase baik dengan warna maupun pola. Motif mata pada sayap,
bahkan tidak ketinggalan dengan binarnya, diciptakan oleh Allah
Warna kupu-kupu yang tampak pada
foto-foto ini sebetulnya sangat mencolok. Namun, mereka hidup aman karena
membaur selaras dengan lingkungan tempat mereka hinggap.
Warna coklat dan titik-titik di bawah
sayap kupu-kupu Morpho memberikan alat kamuflase sempurna untuk bersembunyi di
semak-semak. Kupu-kupu seakan-akan bisa menghilang dengan tiba-tiba di
semak-semak.
Trinidian hanyalah salah satu makhluk
penuh warna di kedalaman laut. Ikan-ikan yang hidup ratusan meter di bawah
permukaan laut ini memamerkan cita rasa seni Ilahi dalam warna. Allah juga
Penguasa lautan.
Seekor udang bergerak tanpa gangguan
di atas permukaan anemon laut. Transparansi krustasean kecil ini sangat luar
biasa, karena pada kebanyakan binatang transparan, beberapa bagian utama tubuh
masih terlihat. Misalnya, kebanyakan binatang tidak berhasil menutupi sistem
pencernaan dan makanan yang terkandung di dalamnya. Pada beberapa spesies,
hanya ekor dan sebagian pencapit yang berwarna. Detail warna ini memungkinkan
udang “menghilang”; kontras antara bagian transparan dan bagian berwarna begitu
jelas sehingga calon predator tertarik pada bagian berwarna saja dan tidak
mampu melihat udang itu secara keseluruhan. 42
Di sebelah kiri adalah foto lobster
karang. Lobster ini, sebuah contoh sempurna keselarasan warna dan desain,
dihiasi dengan nuansa merah.43 Di atas adalah terumbu karang. Miliaran terumbu
karang terhampar bersama. Mereka saling bergabung dengan sekresi khusus, dan
membentuk kerangka karang. Dalam kerangka ini, mereka mengeluarkan zat berwarna:
merah, merah muda, dan terkadang hitam atau putih.
Di kedalaman laut, mulai 200 meter di
bawah permukaan, sama sekali tidak ada cahaya. Tetapi, ketika mencapai dasar
lautan, yang bahkan lebih dalam daripada ketinggian Everest, kita menjumpai
dunia multiwarna. Ikan anemon belang, yang hidup di tanaman anemon, terlihat
pada foto di atas, juga anggota dari dunia ini.
Siput laut (Nudibranches) adalah
salah satu binatang dunia bawah air yang paling menarik. Dengan desain mereka
yang menarik dan warna-warni luar biasa, binatang ini adalah spesies siput
tanpa cangkang. Pada gambar di atas adalah contoh beberapa spesies. Makhluk
ini, yang mempunyai tubuh lunak, dilindungi oleh racun kuat. Warna mereka yang
mencolok memperingatkan predator bahwa mereka sangat beracun. Mereka memperoleh
racun dari tanaman yang mereka makan.44
Kepiting laba-laba sangat beragam
dalam ukuran dan bentuk. Mereka berkisar dari kepiting laba-laba Jepang
raksasa, dengan kaki meteran panjangnya, hingga spe-sies mini yang hidup di
terumbu karang seperti tampak di atas. Pola mereka berbaur sempurna dengan
tekstur inang.
Kepiting laba-laba sangat beragam
dalam ukuran dan bentuk. Mereka berkisar dari kepiting laba-laba Jepang
raksasa, dengan kaki meteran panjangnya, hingga spe-sies mini yang hidup di
terumbu karang seperti tampak di atas. Pola mereka berbaur sempurna dengan
tekstur inang.
Salah satu keistimewaan moluska yang
paling menarik dan berguna adalah “jubah” mereka – jaringan yang menutupi tubuh
dan membentuk “cangkang kedua”. Seperti yang diungkap foto, jubah ini sedikit
demi sedikit menutupi cangkang dan memutuskan keseragaman kromatik yang dapat
menunjukkan kehadiran mereka.45
Tubuh kuda laut (kiri) ditutupi
dengan tulang berbentuk datar. Kuda laut tidak mahir berenang. Karena itu, mereka
hidup dengan menambatkan diri pada terumbu karang. Karena kuda laut dapat
mengubah warna dengan cepat, mereka sangat terlindung dari musuh.
Ikan skorpion hidup di dasar laut
bersuhu sedang atau di daerah tropis dan tidak pernah keluar ke lautan terbuka.
Mereka adalah karnivora dan memakan ikan-ikan lebih kecil. Sirip-sirip dada
yang panjang berbentuk kipas adalah penghalau ampuh musuh-musuh ikan ini, dan
strip-strip merah dan putih membuat mangsa sulit melihat mereka dengan latar
belakang karang.46 Ikan skorpion beraneka warna, namun dapat dengan mudah
menghilang di antara karang yang juga beraneka warna.
Anggota spesies Soleidea, seperti
soles dan rhombuses (kiri), sangat ahli menyamar. Hidup di dasar laut memaksa
mereka meniru lingkungan semirip mungkin. Ikan buaya (kanan) menggunakan
warnanya untuk bersembunyi dari predator.47
Seekor gurita, yang difoto di malam
hari, membuat kulitnya mengembang agar tampak lebih besar. Warna hijau
cemerlang ini terlihat hanya setelah ge-lap.48 Beberapa spesies bisa menyatu
dengan pola laut dalam.
Crinoids, tampak di sebelah kiri,
adalah tulip laut dalam bentuk lili. Mereka mempunyai lengan-lengan panjang,
tipis, seperti bunga. Ada lendir beracun pada lengan-lengan ini. Mereka
menyerap oksigen di dalam air melalui lengan mereka dengan cara menyaringnya.49
Udang mantis (tampak di atas) adalah
salah satu makhluk bawah laut yang mempunyai penampilan menarik dan warna
cerah. Matanya yang menonjol termasuk mata yang paling kompleks di alam.
Di bawah adalah painted prawn, yang
hidup di antara duri-duri landak laut beracun.50
Sesungguhnya pada langit dan bumi
benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk orang-orang yang
beriman. Dan pada penciptaan kamu dan pada binatang-binatang melata yang
bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum
yang meyakini. Dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan
Allah dari langit lalu dihidupkannya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya;
dan pada perkisaran angin terdapat pula tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum
yang berakal. Itulah ayat-ayat Allah yang Kami membacakannya kepadamu dengan
sebenarnya; maka dengan perkataan manakah lagi mereka akan beriman sesudah
(kalam) Allah dan keterangan-keterangannya. (QS. Al Jaatsiyah, 45:3-6) !
Kurva terputus-putus dan solid
berwarna putih di bawah ini menggambarkan spektrum absorpsi klorofil a dan b.
Kurva hitam di atas menggambarkan efektivitas pelbagai panjang gelombang cahaya
dalam menguatkan fotosintesis. Angka-angka menunjukkan betapa miripnya spektrum
absorpsi kombinasi klorofil a dan b dengan spektrum kerja (action)
fotosintesis.51
Klorofil adalah zat utama yang
menghasilkan warna hijau pada tanaman. Allah membuat zat ini sebagai sumber
gizi tanaman dan makanan bagi semua makhluk hidup lainnya.
Di segala penjuru dunia, tanaman
bunga sejenis mempunyai warna dan pola yang eksklusif untuk jenisnya, dan fakta
ini jarang berubah.
“(Yang memiliki sifat-sifat yang)
demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta
segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu.” (QS.
Al An'aam, 6:102) !
“Inilah ciptaan Allah, maka
perlihatkanlah olehmu kepadaku apa yang telah diciptakan oleh
sembahan-sembahan(mu) selain Allah. Sebenarnya orang-orang yang zalim itu
berada di dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Luqman, 31:11) !
“Dia menciptakan langit tanpa tiang
yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi
supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembangbiakkan padanya
segala macam jenis binatang. Dan kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami
tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik.” (QS. Luqman, 31: 10)
!
Pelangi yang menunjukkan spektrum
warna dengan urutan rapi pada kenyataannya adalah ilusi warna. Pelangi dibentuk
oleh sinar matahari yang dibiaskan oleh butir-butir air hujan.
Di alam, ada keragaman warna yang
berubah menurut musim. Gunung, pohon, danau, sungai, singkatnya, seluruh alam
adalah bukti cita rasa seni Allah dalam warna yang tak tertandingi.
Buah-buahan dan sayur-mayur yang Anda
lihat di gambar ini, yang mempunyai aneka bentuk dan warna, tumbuh di tanah
yang sama dan disiram dengan air yang sama. Namun, masing-masing mempunyai
warna, rasa, dan bau yang khas untuk jenisnya. Allah menciptakan mereka begitu
unik dan menganugerahkan mereka kepada kita.
Di musim gugur, pelbagai pigmen dalam
daun dilepaskan dan nuansa kuning dan merah mendominasi warna tanaman.
BAB
5
Keselarasan
dan Simetri:
Topik
yang Tak Dapat
Dijelaskan
Evolusi
Di bumi tempat kita tinggal dan di
alam semesta yang lebih luas tempat bumi ini berada berlaku keselarasan yang
agung. Bahkan hanya dengan memandang keluar jendela, kita melihat demikian
banyak contoh keselarasan ini. Di awan, langit, pepohonan, bunga-bungaan,
binatang dan contoh-contoh lainnya, keteraturan dan simetri sempurna tampak
jelas.
Ketika kita memperhatikan alam, kita
melihat bahwa setiap tanaman dan setiap binatang memiliki warna dan pola
tertentu yang eksklusif bagi jenis mereka sendiri. Lebih jauh lagi, setiap
warna dan pola ini memiliki arti berbeda bagi makhluk hidup: sebuah undangan
untuk berkawin, ekspresi agresi, peringatan terhadap bahaya, dan banyak lagi
konsep serupa memperoleh arti di antara binatang-binatang dari persepsi warna
dan pola.
Teori evolusi, yang menyatakan bahwa
segala sesuatu dibentuk oleh kebetulan acak, telah menemui jalan buntu ketika
dihadapkan dengan cita rasa seni, keanekaragaman warna dan keselarasan yang
terpajang di alam. Charles Darwin, penemu teori ini, juga harus mengakui
situasi yang dihadapinya karena bukti-bukti desain tampak nyata pada makhluk
hidup. Darwin menyatakan bahwa dia tidak dapat mengerti mengapa warna-warni
makhluk hidup memiliki arti tertentu:
Masalah saya adalah, mengapa ulat
kadang-kadang begitu indah dan berwarna artistik? Dengan melihat bahwa banyak
ulat yang berwarna agar terhindar dari bahaya, saya hampir hampir tidak bisa
menganggap warna cemerlang mereka pada kasus lain sebagai kondisi fisik belaka.
Jika ada yang berkeberatan dengan pernyataan bahwa kupu-kupu jantan telah
dibuat indah oleh seleksi seksual, dan bertanya mengapa mereka tidak dibuat
indah seperti ulat mereka, apa jawaban Anda? Saya tidak dapat menjawabnya,
tetapi saya harus mempertahankan pendapat saya.55
Sekali lagi, Charles Darwin
mengungkapkan konflik dengan teorinya sendiri sebagai berikut:
Saya menilai kasus ikan-ikan jantan
pengeram berwarna terang, dan kupu-kupu betina berwarna mencolok, hanya untuk
menunjukkan bahwa satu jenis kelamin mungkin dibuat cemerlang tanpa perlu ada
perpindahan keindahan kepada jenis kelamin lain; karena dalam kasus-kasus ini
saya tidak dapat menganggap bahwa keindahan pada jenis kelamin yang lain
dihentikan oleh seleksi.56
Tentu saja, tidak mungkin warna-warni,
keteraturan dan simetri di alam terjadi karena seleksi alam. Sampai di sini,
ada gunanya untuk mengkaji apa yang dinamakan konsep “seleksi alam“, yang
dikemuka-kan oleh teori evolusi Darwin. Sebagaimana telah diketahui secara
luas, seleksi alam adalah salah satu dari mekanisme-mekanisme khayal teori
evolusi. Teori ini menyatakan bahwa mereka yang paling dapat menye-suaikan diri
dengan lingkungan akan dapat bertahan hidup, sedangkan mereka yang lemah dan
tidak dapat menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan akan punah. Menurut
pernyataan evolusionis, perubahan menguntungkan terjadi pada anggota spesies
melalui mutasi acak pada gen-gennya. Makhluk itu dipilih dari semua anggota
spesies tersebut melalui mekanisme survival of the fittest (yang kuat yang
bertahan), dan dengan demikian, yang semula hanyalah mutasi acak kemudian
diwa-riskan dalam jumlah lebih besar kepada generasi berikutnya.
Tentu saja tidak mungkin warna, pola
dan simetri pada pola-pola makhluk hidup tercipta melalui mekanisme semacam itu.
Ini adalah fakta yang sangat jelas. Meskipun dia penemu teori tersebut, Darwin
sendiri harus mengakui bahwa mekanisme khayal seleksi alam tersebut tidak
mungkin dapat menjadi penyebab keteratur-an seperti itu. Di samping itu, J.
Hawkes mempertanyakan seleksi alam dalam artikelnya, “Nine Tantalizing
Mysteries of Nature (Sembilan Misteri Alam yang Tak Terpecahkan)“, yang
dipublika-sikan dalam majalah New York Times, dengan menyatakan bahwa dia sulit
mempercayai bahwa keindahan memesona pada burung, ikan, bunga-bungaan dan
sebagainya terjadi karena seleksi alam. Lebih jauh lagi, dia mengajukan
per-tanyaan, apakah mungkin kesadar-an manusia adalah ha-sil dari mekanisme
seperti itu. Dalam artikelnya, akhirnya, dia menyimpulkan bahwa pikiran manusia
yang menghasilkan berkah peradaban, dan imajinasi kreatif yang meng-abadikan
Sokrates, Leonardo da Vinci, Shakespeare, Newton dan Ein-stein, tidak mungkin
merupakan hadiah dari hukum rimba yang dina-makan “perjuangan untuk
mempertahankan hidup“ bagi kita.57
Sebagaimana telah dipahami dari
pengakuan evolusionis, mereka tahu bahwa teori mereka menghadapi krisis. Tidak
masuk akal untuk mempertahankan gagasan bahwa sebuah sel, yang dianggap terjadi
seca-ra kebetulan akibat kilat dan hujan di muka bumi, kemudian berubah menjadi
makhluk hidup beraneka warna sejalan dengan waktu. Ang-gaplah, sebagai contoh,
seorang ilmuwan mengambil sebuah sel tunggal dari sebuah bakteri, lalu
menyediakan laboratorium dengan kondisi paling cocok, menggunakan semua
peralatan yang diperlukan, berupaya agar sel ini berevolusi setelah jutaan
tahun (meskipun tidak mungkin, anggaplah ini dapat terjadi); apa yang akan dia
peroleh pada akhirnya? Akankah dia bisa mengubah sebuah bakteri menjadi burung
merak dengan warna-warni yang memesona, atau menjadi seekor macan tutul dengan
pola-pola sempurna pada kulitnya, atau menjadi bunga mawar dengan kelopak merah
seperti beludru? Tentu saja, orang yang memiliki kecerdasan tidak bisa
membayangkan hal seperti itu atau membuat pernyataan seperti itu. Akan tetapi,
demikianlah tepatnya pernyataan teori evolusi.
"Warna",
Kebuntuan Evolusi
Mari kita buktikan dengan sebuah
contoh bahwa tidak mungkin warna pada makhluk hidup dan sistem perubahan warna
terjadi karena seleksi alam. Ambillah bunglon sebagai contoh. Bunglon adalah
binatang yang mampu menyesuaikan diri dengan warna lingkungan, dan meng-ubah
warna tubuhnya sesuai dengan warna sekitarnya. Ketika hinggap pada daun berwarna
hijau, mereka berwarna hijau, ketika merayap ke dahan coklat, kulit mereka
dengan cepat berubah menjadi coklat. Mari kita renungkan bersama bagaimana
proses perubahan warna ini terjadi.
Makhluk hidup mengubah warnanya
sebagai suatu konsekuensi pro-ses sangat kompleks yang terjadi di dalam
tubuhnya. Tidak mungkin bagi manusia mengubah warna diri atau warna makhluk
hidup lainnya, karena tubuh manusia tidak dilengkapi dengan sistem yang tepat
untuk kegiatan tersebut. Juga tidak mungkin bagi manusia untuk mengembangkan
sistem seperti itu sendiri, karena ini bukanlah seperti sebuah peralatan yang
dapat dikembangkan dan dipasang. Singkatnya, agar makhluk hidup dapat mengubah
warnanya, sangat penting bagi makhluk ini untuk dilahirkan dengan mekanisme
pengganti warna tersebut.
Mari kita berpikir tentang bunglon
pertama di bumi. Apa yang ter-jadi jika makhluk ini tidak memiliki kemampuan
mengubah warna? Peama-tama, bunglon ini akan menjadi mangsa empuk karena dia
tak dapat bersembunyi. Selain itu, karena dia dapat di-kenali dengan mudah, dia
akan mengalami ke-sulitan berburu. Akibatnya, seekor bunglon yang tidak
memiliki mekanisme pertahanan lain terse-but akan mati atau kelaparan dan,
setelah beberapa waktu, menjadi punah. Namun demikian, keha-diran bunglon di
dunia saat ini membuktikan bah-wa hal seperti itu tidak pernah terjadi. Itu
berarti, bunglon telah memiliki sistem yang sempurna itu sejak pertama kali
mereka muncul di muka bumi.
Evolusionis menegaskan bahwa bunglon
telah mengembangkan sistem ini sejalan dengan waktu. Pernyataan ini menimbulkan
beberapa pertanyaan dalam pikiran kita: Mengapa bunglon memilih mengem-bangkan
sistem yang kompleks, seperti perubahan warna, bukannya mekanisme pertahanan
lain yang lebih mudah? Mengapa dia memilih perubahan warna padahal ada banyak
jenis mekanisme pertahanan? Bagaimana mekanisme seperti itu, yang menyediakan
semua proses ki-mia yang diperlukan untuk mengubah warna, terbentuk pada
bunglon? Mungkinkah seekor reptil memikirkan mekanisme seperti ini, dan
kemu-dian mengembangkan sistem yang diperlukan dalam tubuhnya? Selain itu,
mungkinkah seekor reptil menuliskan informasi yang diperlukan untuk mengubah
warna dalam DNA pada sel-sel tubuhnya?
Tak dapat dibantah lagi, semua itu
tidak mungkin terjadi. Kesimpul-an yang bisa ditarik dari jawaban
pertanyaan-pertanyaan di atas hanya satu dan akan selalu sama: tidak mungkin
bagi makhluk hidup untuk mengembangkan sistem sedemikian kompleks yang
memungkinkannya mengubah warna tubuh.
Tidak hanya sistem pengubah warna,
tetapi juga keanekaragaman warna dan pola pada makhluk hidup patut memperoleh
perhatian. Ti-dak mungkin warna-warna terang pada burung nuri, warna beraneka
ragam pada ikan, simetri pada sayap kupu-kupu, pola-pola memesona pada
bunga-bungaan, dan warna pada makhluk hidup lain, dapat ter-bentuk dengan
sendirinya. Pola, warna dan gambar sedemikian sempur-na, yang sangat bermanfaat
dalam kehidupan makhluk hidup, adalah bukti penciptaan yang nyata. Jelas ada
rancangan unggul pada pemben-tukan aneka warna di sekeliling kita.
Marilah kita perjelas hal ini dengan
sebuah contoh: katakanlah, kita sedang merancang sebuah produk yang terdiri
dari beberapa bujur-sangkar. Untuk menggambar satu bujur sangkar saja, kita
perlu melakukan sedikit per-hitungan dan memastikan bahwa semua sisinya linear,
sama panjang, dan membentuk sudut 90 derajat pada keempat pojoknya. Kita dapat
menggambar sebuah bujur sangkar hanya setelah membuat beberapa perhitungan dan
penyesuaian. Jadi, bahkan untuk menggambar satu bujur sangkar saja kita
memerlukan pengetahuan dan keterampilan.
Marilah kita terapkan argumen yang
sama pada makhluk hidup di sekitar kita dan merenungkannya. Ada keselarasan,
keteraturan dan perencanaan yang sempurna pada makhluk hidup. Seseorang yang
mengakui penge-tahuan dan keterampilan diperlukan dalam menggambar bujur
sangkar sederhana, akan langsung mengerti bahwa keteraturan, keselarasan, warna
dan rancangan di jagat raya adalah hasil dari penge-tahuan dan keterampilan
yang tak berbatas. Oleh karena itu, tidak ada dasar yang masuk akal atau ilmiah
untuk menyatakan bahwa suatu sis-tem seperti jagat raya ini muncul begitu saja.
Allah, Yang Mahakuasa, telah menciptakan seluruh jagat raya. Allah-lah yang
mendandani segala sesuatu yang diciptakan-Nya dengan sangat indah.
Simetri di
Alam Tidak Mungkin
Bermula
secara Kebetulan
Satu hal paling mencolok yang
menghasilkan keselarasan di jagat raya adalah simetri. Makhluk hidup memiliki
struktur simetris. Segala sesuatu yang kita lihat di alam, misalnya, biji, buah
atau daun yang kita amati akan menunjukkan simetri dalam strukturnya. Ambillah
sebuah tanaman berdaun lebat. Daun-daun mengelilingi tubuh tanaman seperti
sebuah spiral. Ini adalah salah satu bentuk simetri. Sama halnya, keteraturan
yang terlihat dalam susunan butir-butir setangkai padi dan dalam rancangan
barik-barik/tulang-tulang daun.
Sayap kupu-kupu adalah contoh lain
simetri di alam ini. Pada kedua belah sayap kupu-kupu terdapat nuansa warna dan
pola yang sama. Sebuah pola pada satu belahan sayap ada pula pada belahan
lainnya tepat pada tempat yang sama.
Kita dapat melihat banyak contoh
simetri lain di sekitar kita, yang beberapa di antaranya telah dirangkum dalam
uraian di atas. Namun de-mikian, yang penting adalah ada kesimpulan umum yang
dapat ditarik dari semua contoh tersebut. Ada keteraturan yang tiada banding,
atau le-bih tepatnya, cita rasa seni yang terpajang sangat indah pada makhluk
hidup. Salah satu bukti terbesar dari fakta bahwa jagat raya ini sama sekali
tidak mungkin terjadi karena kebetulan adalah keteraturan dan cita rasa seni
yang indah ini. Dalam bukunya yang berjudul, “The Theory of Evolution and
Bigotry”, Prof. Cemal Yildirim menyatakan fakta ini meskipun dia sendiri adalah
seorang evolusionis:
Sangat tidak meyakinkan untuk
menyatakan keteraturan pada makhluk hidup ini, yang tampak memiliki
kegunaan-kegunaan tertentu, sebagai suatu kebetulan.58
Allah telah menciptakan segala
sesuatu di jagat raya dalam keter-aturan yang lebih besar. Allah Mahakuasa atas
segala sesuatu.
"Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang
Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,
silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa
yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air,
lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia
sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang
dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan
dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan." (QS. Al Baqarah,
2:163-164) !
Picture Text
Allah-lah yang menentukan warna semua
makhluk hidup di alam.
Bunglon adalah salah satu makhluk
yang paling cepat berubah warna menurut lingkungannya. Tentu saja, tidak
mungkin bagi bunglon untuk membuat sistem sedemikian kompleks, seperti mengubah
sendiri warna sel-sel tubuh dalam waktu singkat. Sistem yang dimiliki bunglon
ini adalah produk desain yang tiada tara. Dan desain ini milik Allah, yang
Mahabijaksana.
“Dan demikian (pula) di-antara
manusia, bina-tang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang
berma-cam-macam warnanya (dan jenisnya) Sesung-guhnya yang takut kepada Allah
diantara hamba-hamba-Nya, ha-nyalah ulama. Sesung-guhnya Allah Mahaper-kasa
lagi Maha Maha Pengampun.” (QS. Faathir, 35: 28) !
Allah menganu-gerahi warna dan pola
kepada serangga-serangga ini.
Ada simetri sempurna di alam, yang
tidak mungkin muncul secara kebetulan.
BAB 6
KESIMPULAN
Saat seseorang yang bijak dan
bersungguh-sungguh mengamati sekelilingnya, dengan segera ia akan melihat
bukti-bukti pencip-taan. Yang demikian ini terjadi karena Allah telah
menciptakan se-gala sesuatu bagi kita untuk mengenal-Nya dan merenungkan segala
yang telah Ia ciptakan.
Bagi seseorang yang telah memiliki
pengertian ini, akan sama sekali tidak masuk akal untuk menyatakan bahwa
keseimbangan sedemikian rumit yang telah membentuk kehidupan dapat hadir begitu
saja karena "kebetulan". Setiap bagian yang bergantung satu sama
la-in dalam membentuk keteraturan ini memiliki peran yang sangat penting dalam
proses secara keseluruhan. Warna makhluk hidup, yang menjadi bahan kajian dalam
buku ini, adalah salah satu komponen terpenting dari keteraturan di jagat raya.
Sebagaimana terlihat dalam setiap
contoh yang telah diberikan sejauh ini, warna, pola, bintik, dan bahkan ga-ris
pada makhluk di alam memiliki arti sendiri. Warna yang terkadang menjadi alat
komunikasi, terkadang sebagai peringatan bagi pemangsa, sangat penting bagi
makhluk-makhluk hidup. Sedemikian penting sehingga terang atau gelapnya corak
warna makhluk, dan bahkan arah garis-garisnya telah ditentukan secara khusus.
Mata yang awas akan segera melihat
bahwa tidak hanya makhluk hidup, tetapi juga semua hal lainnya di alam, ada
sebagaimana seharusnya. Setiap makhluk berada pada tempat yang paling tepat
baginya. Lebih jauh lagi, dia akan mengerti bahwa semua ini telah diberikan
untuk melayani manusia. Birunya langit yang menyegarkan, penampilan cemerlang bunga-bunga,
pepohonan dengan warna hijau terang, padang rumput, bulan yang menerangi bumi
dalam kegelapan, bintang-bintang dan semua keindahan lainnya yang tak dapat
kita hitung adalah perwujudan dari cita rasa seni Ilahi.
Allah telah menciptakan jagat raya
dan semua yang hidup dan mati di dalamnya tanpa cela sama sekali. Allah
memiliki kekuasaan atas segala sesuatu; Dia-lah yang Mahakuasa.
“Yang memiliki sifat-sifat yang
demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah
Pemelihara segala sesuatu.” (QS. Al An’aam, 6: 102) !
Setelah semua subjek diuraikan dalam
buku ini, tugas bagi mereka yang telah memahami keagungan cita rasa seni Ilahi
yang tiada batas ini, adalah berpaling kepada pemilik sejati semua keindahan
ini dan mengarahkan hidupnya hanya untuk memperoleh ridha-Nya.
BAB 7
Rahasia di Balik Materi
Sejak seseorang lahir, ia
terus-menerus menjadi sasaran indoktrinasi masyarakat. Sebagian dari
indoktrinasi ini, mungkin sebagian ter-besarnya, berpegang bahwa kenyataan
adalah semua yang dapat disentuh dengan tangan dan disentuh dengan mata.
Pemahaman ini, yang sangat berpengaruh dalam masyarakat, diteruskan tanpa
diperta-nyakan lagi dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Walau begitu, sejenak pemikiran tanpa
dibebani indoktrinasi apa-apa, akan membuat seseorang menyadari sebuah fakta
yang menge-jutkan:
Sejak kita lahir, semua hal yang ada
di sekitar kita hanyalah apa yang ditampilkan panca indra kita kepada kita.
Dunia, manusia, hewan, bunga, warna-warni bunga tersebut, aroma, buah-buahan,
rasa, planet, bintang, gunung, batu, bangunan, dan angkasa; singkatnya, semua
adalah persep-si yang ditampilkan panca indra kita kepada kita. Untuk
menjernihkan masalah ini lebih jauh, akan sangat menolong jika kita
membicarakan tentang panca indra, agen yang menyediakan informasi tentang dunia
luar kepada kita.
Persepsi kita tentang penglihatan,
pendengaran, penciuman, penge-capan, dan sentuhan, semua berfungsi serupa.
Citra rasa, aroma, suara, pandangan, dan kepadatan yang kita terima dari objek
yang kita asumsi-kan ada di dunia luar semua dikirimkan oleh saraf ke pusat
yang sesuai di otak. Dengan demikian, apa yang diterima otak adalah impuls
saraf. Mi-salnya, selama proses penglihatan, kelompok cahaya (foton) yang
berpin-dah dari objek ke mata melalui lensa di depan mata di mana mereka
dibe-lokkan dan jatuh terbalik pada retina di belakang mata. Impuls saraf yang
diteruskan oleh retina diterima sebagai citra di pusat penglihatan otak setelah
beberapa rangkaian proses. Dan kita, di sebuah bagian otak kita yang disebut
pusat penglihatan, yang berukuran beberapa centimeter kubik saja, menangkap
sebuah dunia yang cerah dan penuh warna, yang mempunyai kedalaman, ketinggian,
dan keluasan.
Sebuah sistem yang serupa bekerja
pada semua indra lainnya. Pe-ngecapan misalnya, diubah menjadi impuls saraf
oleh sel-sel khusus di mulut dan lidah lalu dikirimkan ke pusat yang sesuai di
otak.
Sebuah contoh akan memperjelas hal
ini lebih jauh. Mari kita bayang-kan saat Anda sedang meminum segelas limun.
Rasa dingin dan padat-nya gelas yang Anda pegang diubah menjadi impuls-impuls
saraf oleh sel-sel khusus di bawah kulit Anda dan diteruskan ke otak. Secara
bersa-maan, aroma limun, rasa manis yang anda alami ketika mengecapnya dan
warna kuning yang Anda lihat ketika memandang gelas diteruskan ke otak dalam
bentuk impuls-impuls saraf. Bunyi yang Anda dengar ketika Anda meletakkan gelas
di meja juga diterima oleh telinga Anda dan dite-ruskan ke otak sebagai sinyal
listrik. Pusat-pusat pendengaran di otak, yang pada dasarnya berbeda namun
saling bekerja sama, menerjemah-kan semua persepsi ini. Sebagai hasil dari
interpretasi ini, Anda akan mengasumsikan diri Anda sedang meminum segelas
limun. Dengan kata lain, segala sesuatu berlangsung di pusat-pusat pengindraan
di otak tatkala Anda mengira semua persepsi ini adalah nyata.
Namun, pada titik ini Anda tertipu
karena sebenarnya Anda tidak mempunyai bukti apa pun untuk mengasumsikan bahwa
apa yang Anda tangkap di otak memiliki korelasi dengan materi di luar tengkorak
Anda.
Hal yang telah dijelaskan sejauh ini
cukup jelas dan terbukti benar oleh ilmu pengetahuan saat ini. Setiap ilmuwan
akan memberitahu Anda cara bekerjanya sistem ini dan bahwa dunia yang kita kira
kita diami pada kenyataannya adalah kumpulan dari banyak persepsi. Seorang
ilmuwan Inggris, John Gribbin menyatakan terkait dengan interpretasi yang
dibuat otak, bahwa indra kita seperti interpretasi berbagai rangsangan yang
da-tang dari dunia luar, sebagaimana jika ada sebatang pohon di taman. Dia
terus mengatakan bahwa otak kita menerima berbagai rangsangan yang disaring
melalui indra kita, dan bahwa pohon hanyalah suatu stimulus. Kemudian dia
mempertanyakan: Jadi, yang mana yang nyata? Pohon yang terbentuk oleh indra
kita, atau pohon di taman?59
Tidak diragukan, ini adalah suatu
realitas yang membutuhkan pere-nungan mendalam. Hingga kini, sangat mungkin
Anda mengasumsikan bahwa segala sesuatu yang Anda lihat di dunia luar adalah
realitas abso-lut. Namun, sebagaimana juga dibuktikan oleh sains, tidak mungkin
membuktikan bahwa objek itu mempunyai kolerasi materi di dunia luar. Subjek
yang dijelaskan secara ringkas ini adalah salah satu subjek yang paling penting
yang Anda akan sadari dalam hidup Anda.
Jutaan
Warna di Dalam Tempat
yang Gelap
Gulita
Jika kita pikirkan ini secara
mendalam, kita menemukan suatu hal yang sangat mencengangkan. Otak, di mana
pusat-pusat pengindraan kita berada, hanyalah sepotong daging seberat 1.400
gram. Dan tengko-rak, suatu massa tulang, melindungi sepotong daging ini.
Dengan perlin-dungan ini, tidak ada cahaya, suara, atau aroma apa pun dapat
menem-busnya. Bagian dalam dari tengkorak gelap gulita dan sepenuhnya
terisolasi dari cahaya dan aroma apa pun.
Namun di dalam tempat yang gelap ini,
kita menangkap dunia yang penuh warna dengan jutaan rasa, aroma, dan suara yang
bermacam- macam. Bagaimana ini terjadi?
Apa yang membuat Anda merasakan cahaya di
dalam kegelapguli-taan? A pa yang membuat Anda merasakan aroma di suatu tempat
yang sepenuh nya terisolasi dari segala jenis aroma? Begitu juga, apa yang
membuat Anda merasakan berbagai perasaan lain? Siapa yang membuat semua ind ra
ini untuk Anda?
Kenya taannya, setiap saat terjadi
keajaiban. Sebagaimana disebut-kan di atas, semua persepsi tentang ruang yang
kita tempati, misalnya, diubah menj adi impuls saraf dan dikirimkan ke otak
kita. Pengindraan yang dikirimkan k e otak diinterpretasikan sebagai citra
sebuah ruangan. Dengan kata lain, An da sebenarnya tidak berada di dalam
ruangan yang Anda asumsikan teng ah Anda tempati; sebaliknya, ruangan itu
berada di dalam Anda. Lokasi r uangan tetap di dalam otak, atau dapat
dikatakan, lokasi di mana ia ditang kap di dalam otak adalah sebuah bintik
kecil, ge-lap, dan hening. Anda m enangkap baik ruangan yang Anda tempati dan
pemandangan yang luas d i tempat yang sama.
Selain itu, lagi-lagi ota k kita yang
menginterpretasikan dan mem-berikan arti kepada sinyal yang kita asumsikan
sebagai “dunia luar”. Misalnya, mari kita cermati indra pendengaran. Pada
kenyataannya, otak kita yang mengubah gelombang suara di “dunia luar” menjadi
suatu simfoni. Dengan kata lain, musik adalah juga suatu persepsi yang
dicipta-kan oleh otak kita. Begitu pula, ketika kita melihat warna-warni, yang
mencapai otak kita hanyalah impuls-impuls saraf yang berbeda karakter. Sekali
lagi, otak kitalah yang mengubah sinyal-sinyal ini menjadi warna-warni. Tidak
ada warna di “dunia luar”. Apel tidak merah, langit tidak biru, dan pohon tidak
hijau. Mereka seperti adanya hanya karena kita mempersepsi mereka seperti itu.
“Dunia luar” tergantung sepenuhnya pada si pemerhati.
Bahkan kerusakan kecil pada retina
mata dapat menyebabkan buta warna. Sebagian orang menangkap biru sebagai hijau,
sebagian lagi menangkap merah sebagai biru, dan sebagian lagi menangkap semua
warna sebagai bermacam corak abu-abu. Pada titik ini, tidak ada artinya apakah
objek di luar itu berwarna atau tidak.
Seorang pemikir terkenal, Barkeley
juga menyinggung fakta ini:
Pada awalnya, diyakini bahwa
warna-warni, aroma, dan lain-lain, “benar-benar ada”, namun kemudian pandangan
semacam itu ditinggalkan, dan dipahami bahwa mereka hanya ada tergantung pada
pengindraan kita.60
Kesimpulannya, alasan kenapa kita
melihat objek-objek berwarna bukanlah karena mereka berwarna atau karena mereka
mempunyai keberadaan materi yang bebas di luar diri kita. Kebenarannya adalah
bahwa semua kualitas yang kita anggap berasal dari objek-objek berada di dalam
diri kita dan bukan di “dunia luar”.
Hal ini mungkin tidak pernah Anda
pikirkan sampai hari ini.
Apa yang
Ada di Luar Diri Kita?
Sejauh ini kita telah membahas fakta
bahwa kita hidup di dalam tengkorak kita dan menangkap tidak lebih dari apa
yang ditangkap indra kita. Sekarang mari kita teruskan selangkah lebih jauh:
“Apakah benda-benda yang kita tangkap mempunyai keberadaan sebenarnya atau
mereka adalah imajiner?”
Mari mulai dengan bertanya: perlukah
ada dunia luar untuk dapat melihat atau mendengar?
Tidak. Tidak perlu ada dunia luar
untuk dapat melihat atau mende-ngar. Berbagai bentuk rangsangan terhadap otak
akan memicu berfung-sinya semua indra, membentuk perasaan, penglihatan dan
suara. Contoh yang terbaik untuk menjelaskan ini adalah mimpi.
Saat bermimpi, anda terbaring di atas
tempat tidur, di ruangan yang gelap dan hening, mata anda tertutup rapat. Tidak
ada yang sampai ke-pada Anda dari dunia luar untuk ditangkap, baik cahaya atau
suara. Na-mun, di dalam mimpi Anda, Anda mengalami banyak hal seperti yang
mungkin Anda alami dalam kehidupan sehari-hari, sama hidup dan je-lasnya dengan
saat terjaga. Di dalam mimpi Anda, Anda juga terbangun dan bergegas berangkat
kerja. Begitu pula, di dalam mimpi Anda pergi berlibur dan merasakan sinar
matahari.
Di samping itu, selama mimpi Anda,
Anda tidak merasa ragu ten-tang apa yang Anda lihat. Hanya pada saat terbangun
Anda akan menya-dari bahwa semuanya hanyalah mimpi. Di dalam mimpi, Anda merasa
takut, cemas, gembira, atau sedih. Begitu pula, Anda merasakan nyata-nya
benda-benda. Namun, tidak ada sumber yang menghasilkan segala persepsi ini.
anda masih berada di ruangan yang gelap dan hening.
Descartes menyatakan sebagai berikut
tentang fakta mimpi yang mencengangkan:
Di dalam mimpi, saya melihat bahwa
saya melakukan berbagai hal, saya pergi ke berbagai tempat; namun ketika
terbangun, saya menyadari saya tidak melakukan apa-apa, atau pergi ke
mana-mana, dan bahwa saya terbaring tenang di atas tempat tidur. Siapa yang
dapat menjamin bahwa saya juga tidak bermimpi saat ini, dan lebih jauh lagi,
bahwa seluruh hidup saya juga bukanlah sebuah mimpi?61
Dalam hal ini, sebagaimana kita
mengalami mimpi kita sebagai suatu yang nyata dan hanya menyadari bahwa itu
hanya dunia khayalan ketika terbangun, kita tidak dapat mengklaim bahwa apa
yang kita alami kala bangun adalah nyata. Jadi, sepenuhnya mungkin bahwa kita
dapat saja terbangun dari kehidupan di muka bumi, yang kita kira kita tinggali
saat ini, dan mula mengalami hidup yang sebenarnya. Kita tidak mempu-nyai bukti
untuk menyangkalnya. Sebaliknya, penemuan sains modern mengemukakan keraguan
yang serius tentang pernyataan bahwa apa yang kita alami di kehidupan
sehari-hari adalah keberadaan yang sebe-narnya.
Dalam hal ini, kita berhadap-hadapan
dengan hal yang nyata: saat ki-ta menganggap bahwa dunia yang kita diami ini
ada, tidak ada landasan bagi perkiraan ini. sama sekali mungkin bahwa berbagai
persepsi ini tidak memiliki korelasi material.
Apakah Otak
Kita Terpisah dari Dunia Luar?
Jika benda-benda yang kita terima
sebagai dunia material hanyalah terdiri dari persepsi-persepsi yang ditunjukkan
kepada kita, apakah otak itu, yang dengannya kita mendengar, melihat, dan
berpikir? Bukankah otak juga, seperti yang lainnya, adalah kumpulan atom-atom
dan mole-kul-molekul?
Seperti segala sesuatu lainnya yang
kita anggap sebagai “materi”, otak kita juga persepsi, dan sudah pasti tidak
terkecuali. Lagi pula, otak kita juga adalah potongan daging yang kita rasakan
melalui indra kita. Sebagaimana segala sesuatu yang kita anggap ada di dunia
luar, otak juga hanyalah imaji bagi kita.
Lalu, siapa yang merasakan semua ini?
Siapa yang melihat, men-dengar, mencium, dan mengecap?
Semua ini membawa kita
berhadap-hadapan dengan sesuatu yang nyata: manusia yang melihat, merasa,
berpikir, dan sadar adalah lebih dari sekadar kumpulan atom dan molekul yang
menyusun tubuhnya. Yang membuat seorang manusia sebenar-benarnya adalah roh
yang diberikan Allah kepadanya. Jika tidak, menyifatkan kesadaran dan semua
sifat dan kecakapan kepada sepotong daging seberat 1,5 kg jelas tak masuk akal,
belum lagi bahwa potongan daging ini hanyalah ilusi.
“Yang membuat segala sesuatu yang Dia
ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah.
Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina. Kemudian Dia
menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati; kamu sedikit sekali bersyukur.” (QS. As-
Sajdah, 32: 7-9) !
Allah
Adalah yang Terdekat dengan Diri Kita
Karena seorang manusia bukanlah
akumulasi materi melainkan suatu “ruh jiwa”, lalu siapakah yang menampilkan,
atau lebih tepatnya “menciptakan” dan menampilkan, kumpulan persepsi yang
disebut “materi” kepada jiwa kita?
Jawaban atas pertanyaan ini sangat
jelas: Allah, Yang “meniupkan” ruh-Nya kepada manusia, adalah Pencipta segala
sesuatu di sekeliling kita. Satu-satunya sumber persepsi adalah Allah. Tidak
ada yang bukan ciptaan-Nya. Dalam ayat berikut, Allah menceritakan bahwa Dia
men-ciptakan segala sesuatu dan jika tidak, tidak akan ada sesuatu pun.
“Sesungguhnya Allah menahan langit
dan bumi supaya jangan le-nyap; dan sungguh jika keduanya akan lenyap tidak ada
seorang pun yang dapat menahan keduanya selain Allah. Sesungguhnya Dia adalah
Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (QS. Faathir, 35: 41) !
Sebagai hasil dari pengondisian yang
terus-menerus yang diterima manusia sejak lahir, mereka mungkin tidak bersedia
menerima fakta ini. Namun, bagaimanapun mereka menghindari mendengar atau
melihat-nya, ini adalah sebuah fakta yang jelas. Semua citra yang ditunjukkan
ke-pada manusia adalah ciptaan Allah. Lebih-lebih lagi, tidak hanya dunia luar
tetapi juga semua tindakan yang menurut seseorang ia lakukan terjadi hanya
dengan kehendak Allah. Suatu tindakan yang independen dan terpisah dari
kehendak Allah adalah tidak mungkin.
“Padahal Allah-lah yang menciptakan
kamu dan apa yang kamu perbuat itu.” (QS. Shaffat, 37: 96) !
“Maka bukan kamu yang membunuh
mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar
ketika ka-mu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. dan untuk memberi
kemenangan kepada orang-orang mu'min, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengeta-hui.” (QS. Al Anfaal, 8: 17) !
Sebagai hasil dari semua ini kita
memahami bahwa satu-satunya keberadaan yang absolut adalah Allah. Tidak ada
sesuatu pun kecuali Dia. Dia meliputi segala sesuatu di langit, bumi, dan
segala sesuatu di antaranya. Allah menyebutkan di dalam Al Quran bahwa Dia ada
di mana-mana dan bahwa Dia meliputi segala sesuatu:
“Ingatlah bahwa sesungguhnya mereka
adalah dalam keraguan ten-tang pertemuan dengan Tuhan mereka. Ingatlah bahwa
sesungguh-nya Dia Maha Meliputi segala sesuatu.” (QS. Fushilaat, 41: 54) !
“Dan kepunyaan Allah-lah timur dan
barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah . Sesungguhnya
Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah, 2: 115) !
“Kepunyaan Allah-lah apa yang di
langit dan apa yang di bumi, dan adalah Allah Maha Meliputi segala sesuatu.”
(QS. An-Nisaa', 4: 126) !
“Kepunyaan Allah-lah apa yang di
langit dan apa yang di bumi, dan adalah Allah Maha Meliputi segala sesuatu.”
(QS. Al Israa', 17: 60) !
“Allah tidak menghukum kamu
disebabkan sumpahmu yang tidak dimaksud, tetapi Allah menghukum kamu disebabkan
yang disenga-ja oleh hatimu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.”
(QS. Al Baqarah, 2: 255) !
Allah meliputi Anda dari depan,
belakang, kanan, kiri, yakni dari se-gala arah; Dia Yang menyaksikan Anda kapan
pun, di mana pun, sepe-nuhnya mengendalikan di dalam di luar diri Anda, dan
lebih dekat kepa-da Anda dibandingkan urat leher Anda itulah Allah, Yang
Mahakuasa, satu-satunya.
"Maha Suci Engkau, tidak ada
yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami;
sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana." (QS. Al
Baqarah, 2:32) !
Picture Text
Kita melihat segala sesuatu di
sekitar kita berwarna di dalam kegelapan otak kita, sebagaimana taman ini
terlihat berwarna dari jendela kamar yang gelap.
Ketika kita berada di dalam sebuah
ruangan, kita menganggap diri kita berada di sebuah tempat yang terbatas, dan
ketika berada di tepi laut kita berada di tempat yang sangat luas. Hal ini,
dalam beberapa ukuran, hanyalah ilusi, karena sebenarnya, kita mengalami kedua
keadaan di dalam tempat yang sangat sempit di dalam otak kita.
Di dalam mimpi kita, kita dapat
memimpikan diri kita berada di kepulauan tropis. Kita menjalani momen itu
dengan semua realitasnya. Tidak seorang pun dapat meyakinkan kita bahwa kita
sedang bermimpi pada saat itu. Baru setelah terbangun kita mengerti bahwa kita
tadinya bermimpi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar