Bener gak sih perempuan
itu di ciptakan dari tulang rusuk? Tau ah gelap..............
Mungkin pertanyaan saya di atas adalah pertanyaan yang
sangat usang, naif dll, karena sebagian kalayak umum mengatakan di al quran
maupun al hadis telah di jelaskan adanya penciptaan perempuan itu dari tulang
rusuk. Eeett, tapi tunggu dulu, pertanyaaan yang pembaca harus merenungkan
kembali adalah, benarkah kabar yang selama ini anda yakini itu benar adanya?
Pernahkah anda mendalami dan memahami sendiri maksud dari quran atau hadis
tersebut, tanpa mengikuti pendapat yang mungkin belum tentu kebenaranya? Apa
lagi kita semua tau kalo manusia di ciptakan dari tanah entah perempuan atau
laki laki. Baiklah kajian kita kali ini akan menguak tentang kejadian perempuan.
Ngaku atau yidak, selama ini kalayak umum tergiring dengan
hadis nabi juga surat annisa’ ayat 1, sehingga mereka bersi kukuh mengatakan
bahwa perempuan tercipta dari tulang rusuk, hadis tersebut adalah:
“berwasiatlah/nasihatilah kepada perempuan-perempuan kalian
dengan kebaikan, sebab mereka diciptakan bersifat seperti tulang rusuk.
Sesungguhnya tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas. Jika
kalian memaksa/berkeras untuk meluruskannya, niscaya ia akan patah. Namun jika
kalian biarkan, mereka akan senantiasa bengkok, maka berwasiatlah/nasihatilah
dengan kebaikan kepada perempuan-perempuan.” (H.R. Bukhari&Muslim).
QS. An
Nisa’ (4) ayat 1 :
Hai sekalian manusia bertaqwalah kepada Maha Pengaturmu
yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya menciptakan
jodohnya dan dari pada keduanya memperkembang-biakkan laki-laki dan perempuan
yang banyak.
Pembaca mungkin akan menyalahkan saya karna
tidak mau megakui tentang kebenaran Al qur’an juga al hadist, atau kurang
begitu paham tentang maksud dari bukti bukti di atas. Baiklah, pembaca akan
saya ajak untuk mencoba berpikir secara benar dan gak ikut oleh kabar kabar
yang belum tentu akan kebenaranya. Are you ready? hehehe
Saya sependapat dengan Muhammad Rasyid Ridha,
dalam Tafsir Al-Manar, menulis: "Seandainya tidak tercantum kisah kejadian
Adam dan Hawa dalam Kitab Perjanjian Lama (Kejadian II;21) dengan redaksi yang mengarah kepada
pemahaman di atas, niscaya pendapat yang keliru itu tidak pernah akan terlintas
dalam benak seorang Muslim."
Hadist diatas, menurut hemat kami, kata tulang
rusuk yang bengkok harus dipahami dalam pengertian majazi (kiasan), dalam arti
bahwa hadis tersebut memperingatkan para lelaki agar menghadapi perempuan
dengan bijaksana. Karena ada sifat, karakter, dan kecenderungan mereka yang
tidak sama dengan lelaki, hal mana bila tidak disadari akan dapat mengantar
kaum lelaki untuk bersikap tidak wajar. Mereka tidak akan mampu mengubah
karakter dan sifat bawaan perempuan. Kalaupun mereka berusaha akibatnya akan
fatal, sebagaimana fatalnya meluruskan tulang rusuk yang bengkok.
Perlu di catat, dongeng tentang tulang rusuk
Nabi Adam itu secara turun-temurun dipercaya sebagai kebenaran hingga ke
lingkungan Bangsa Arab, bahkan hingga zaman Nabi Muhammad. Suatu hari Nabi
Muhammad berkata,
”Nasihatilah perempuan dengan cara yang baik.
Perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk, sementara yang paling bengkok itu
bagian teratasnya. Jika engkau bersikeras meluruskannya, ia akan patah. Tetapi
jika engkau membiarkannya, ia akan bengkok selamanya. Maka nasihatilah
perempuan dengan cara yang baik.” (HR Bukhari, Muslim, Ibnu Abu Syaibah, dan
Baihaqi)
Hadist itu –dan beberapa hadis
sejenis—dijadikan landasan pembenar atas dongeng perempuan diciptakan dari
tulang rusuk lelaki. Padahal Al Quran sama sekali tidak ada menyebut prihal
tulang rusuk ini. Sangat mungkin para ulama terdahulu ”kebingungan” - he he -
menafsirkan Surat Annisa’ ayat 1 yang sering diterjemahkan dengan tanda
kurung-tanda kurung penafsiran. ”Wahai sekalian manusia, bertakwalah kepada
Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah)
menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)nya …” Cobalah kita buang kata-kata
dalam kurung itu dan menerjemahkan ayat itu apa adanya, maka kita akan mendapat
terjemahan: ”Wahai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah
menciptakan kalian dari diri yang satu, dan menciptakan
darinya pasangannya …”
Yang jadi soal adalah ”diri (jiwa) yang satu”
(nafs wahidah). Para ulama terdahulu kontan menafsirkannya sebagai Adam.
Marilah kita pahami bersama sama dengan
membaca sejarah lagi dan setiap kita mungkin tau, bahwa jauh sebelum Nabi Adam
diutus sebagai khalifah Allah, dan sebelum Adam di nyatakan sebagai manusia
(pertama) yang dianugerahi budaya dan ilmu pengetahuan, makhluk (sejenis)
manusia telah ada. Mereka berburu, berbicara, dan hidup berkelompok. Para
arkeolog berkesimpulan, sejak 20 ribu tahun lalu telah ada sosok makhluk yang
memiliki kemampuan akal yang mendekati kemampuan berpikir manusia. Sedangkan
kedatangan Adam yang konon berumur 930 tahun diperkirakan sekitar 3760-2830 SM.
Makhluk (mirip) manusia itu terdiri dari lelaki dan perempuan. Jadi, lebih dari
15 ribu tahun sebelum Adam, telah ada makhluk (mirip) manusia yang terdiri dari
laki dan perempuan. Mungkin saya perlu mengingtakan pembaca tentang hal ini,
yang oleh al quran diterangkan dengan sangat jelas:
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."
Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu
orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan
berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui."QS. Al Baqarah 30.
Yang dalam kazanah islam makhluk sebelum adam yang menduduki bumi di
namakan dengan sebutan bunul jan.
Hemat kami, dalil di atas semakin mempertegas
bahwa perempuan itu bersifat seperti tulang rusuk,
dan bukan berasal dari tulang rusuk.
Apabila kita
mencoba memahami secara intensif hadist diatas, tidaklah ia dapat dijadikan
alasan bahwa perempuan, terutama siti hawa, terjadi dari pada tulang rusuk nabi
Adam. yang menjadi maksud hadist ini adalah membuat perumpamaan dari bengkok
atau bengkoknya jiwa perempuan, sehingga sulit membentuknya, sama keadaannya
dengan tulang rusuk, dan kaidah tulang rusuk adalah tidak bisa dipaksa-paksa,
karena ia akan patah. Bila dibiarkan saja dan tidak sabar menghadapinya, ia
akan semakin bengkok. Didalam hadist shahih bukhori Muslim yang lain juga
diterangkan, nabi saw bersabda
"Perempuan
itu adalah seperti tulang rusuk, jika engkau coba meluruskannya diapun patuh.
Dan jika engkau bersuka-sukaan dengan dia, maka bersuka-suka juga engkau, namun
dia tetap bengkok"
Pada hadits di
atas sudah jelas bahwa itu hanya perumpamaan.
dari riwayat
Imam Muslim, Nabi saw bersabda
"sesungguhnya
perempuan itu dijadikan dari tulang rusuk, dia tidak akan dapat lurus untuk
engkau atas suatu jalan. jika engkau mengambil kesenangan dengan dia, namun dia
tetap bengkok, dan jika engkau coba meluruskannya, niscaya engkau
mematahkannya. patahnya itu talaknya"
Hadis ini
menurut kami juga mempertegas bahwa perempuan di ibaratkan tulang rusuk dalam
arti hanya sebuah perumpamaan.Yang mempunyai pengertian lebih lanjut kalau
laki-laki tidak mau berhati-hati membimbing istrinya dan bersikap keras
terhadapnya maka talaklah yang terjadi dan ini yang di maksud dengan kata patah.
Jika anda
seorang yang kritis dan tau tentang sejarah, pertanyaan yang sangat mungkin
yang akan anda ajukan pada saya adalah, lantas bagaimana kita menyakapi sebuah
riwayat yang dikeluarkan oleh Ibnu Jarir, Ibnu Abi Hatim, al Baihaqi dan Ibnu
'Asakir, yaitu perkataan dari Ibnu Abbas, Ibnu Mas'ud dan beberapa orang dari
kalangan sahabat-sahabat Rasulullah saw, mereka berkata:
"Tatkala
Adam telah berdiam didalam syurga itu, berjalanlah dia seorang diri dalam
kesepian, tidak ada pasangan (istri) yang akan menentramkannya. Maka tidurlah
dia, lalu dia bangun. Tiba -tiba disisi kepalanya seorang perempuan sedang
duduk, yang telah dijadikan Allah daripada tulang rusuknya"
Riwayat itu sudah jelas bukanlah sabda Rasulullah Saw melainkan perkatan Abdullah bin Abbas dan Abdullah bin Mas'ud. Oleh karena riwayat ini adalah perkataan sahabat, maka nilainya untuk dipegang sebagai suatu dasar hukum tidak sama lagi dengan hadits yang shahih dari Nabi, apalah lagi dengan Al qur'an. Dan perlu di catat perkataan kedua shabat itu terpengaruh oleh berita berita orang yahudi ( baca: israiliiyat ) yang ada di Madinah saat itu.
Riwayat itu sudah jelas bukanlah sabda Rasulullah Saw melainkan perkatan Abdullah bin Abbas dan Abdullah bin Mas'ud. Oleh karena riwayat ini adalah perkataan sahabat, maka nilainya untuk dipegang sebagai suatu dasar hukum tidak sama lagi dengan hadits yang shahih dari Nabi, apalah lagi dengan Al qur'an. Dan perlu di catat perkataan kedua shabat itu terpengaruh oleh berita berita orang yahudi ( baca: israiliiyat ) yang ada di Madinah saat itu.
Kami akan
membuat perbandingan sebagai dasar penolakan kami tentang kabar yang sudah
melekat di benak kalayak umum.
Faktor
yang melatar belakangi kekeliruan dalam memahami hadis dan al quran di atas,
menurut hemat kami setidak tidaknya ada 3 hal:
1. Terdikte oleh riwayat Israiliyyat
Asrailiiyat
adalah cerita yang berasal dari orang yahudi nasrani, yang nabi pun tidak
memberi penjelasan pasti tentang kebenaran atau kesalahan dari berita itu, Nabi
Cuma mengatakan jangan kau percaya dan jangan pula kau mendustakanya.
2.
Kegabah dalam memberi arti Min من
Dalam
kaidah bahasa arab, kata sandi min itu memberi arti banyak sekali, di antaranya
dari, awal sesuatu perkara, sebagian, untuk menyatakan sebab, menyatakan
jenis sesuatu perkara, menjelaskan perkara yang sebelumnya gak jelas ,berawal
dari inilah bisa sedikit darik benang merah, bahwa pemakaian huruf ini dalam
bahasa Arab adalah luas dan tidak semestinya terikat dengan satu makna saja.
Abu
Muslim al-Asfahani mengatakan, maksud menciptakan dari padanya pasangannya
ialah menciptakannya dari jenisnya. (lihat Hasyiah Zadah `Ala al-Baidhawi) Ini
seperti ayat-ayat al-Quran berikut:
وَمِنْ
آَيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا
إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ
لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Dan
di antara tanda-tanda yang membuktikan kekuasaannya dan rahmatNya, bahawa Dia
menciptakan untuk kamu (wahai kaum lelaki), isteri-isteri dari jenis kamu
sendiri, supaya kamu bersenang hati dan hidup mesra dengannya dan dijadikanNya
di antara kamu (suami isteri) perasaan kasih sayang dan belas kasihan.
Sesungguhnya yang demikian itu mengandungi keterangan-keterangan (yang
menimbulkan kesedaran) bagi orang-orang yang berfikir. (Surah al-Rum: 21)
فَاطِرُ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَمِنَ
الْأَنْعَامِ أَزْوَاجًا يَذْرَؤُكُمْ فِيهِ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ
السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Dialah
yang menciptakan langit dan bumi; Dia menjadikan bagi kamu pasangan-pasangan
dari jenis kamu sendiri dan menjadikan dari jenis binatang-binatang ternak
pasangan-pasangan (bagi bintang-binatang itu); dengan jalan yang demikian
dikembangkanNya (zuriat keturunan) kamu semua. Tiada sesuatupun yang sebanding
dengan (ZatNya, sifat-sifatNya dan pentadbiranNya) dan Dialah Yang Maha
Mendengar, lagi Maha Melihat. (Surah al-Syura: 11)
وَاللَّهُ
جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ
بَنِينَ وَحَفَدَةً وَرَزَقَكُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ
Dan
Allah telah menjadikan bagi kamu pasangan-pasangan dari jenis kamu sendiri dan
menjadikan bagi kamu daripada pasangan-pasangan kamu anak-anak dan cucu dan
memberikan rezki kepada kamu daripada benda-benda yang baik. (Surah al-Nahl:
72)
Ayat-ayat
di atas hemat kami tidak boleh difahami sebagai isteri-isteri kita itu
diciptakan dari jasad kita tetapi mestilah difahami sebagai “mereka itu dari
jenis yang sama dengan kita”, dalam arti sama sama manusia.
لَقَدْ
جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ
عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
Sesungguhnya
telah datang kepada kamu seorang rasul dari jenis kamu, yang amat berat baginya
kesusahan kamu, sangat berharap akan keimanan kamu dan sangat kasih serta
menyayangi kepada orang-orang yang beriman. (Surah al-Taubah:128)
لَقَدْ مَنَّ
اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ
يَتْلُو عَلَيْهِمْ آَيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ
وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
Sesungguhnya
Allah s.w.t. telah memberikan kurniaan yang besar kepada orang-orang yang
beriman ketika Dia mengutuskan seorang rasul kepada mereka dari kalangan mereka
sendiri, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka dan
mengajarkan Kitab dan Hikmah. Sesungguhnya mereka sebelum itu berada di dalam
kesesatan yang nyata. (Surah Ali Imran: 164.)
Ayat
di atas dengan jelasnya menyebutkan Rasulullah s.a.w. yang diutuskan kepada
kita adalah dari kalangan manusia yang sama seperti kita bukan dari kalangan
makhluk yang lain seperti malaikat.
3.
Tidak mau mencari lagi hadist hadist mengenai hal hal yang berkaitan dengan
perempuan.
عن أبي هريرة:
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: المرأة كالضلع، إن أقمتها كسرتها.
Perempuan
itu seperti tulang rusuk. Jika kamu ingin memperbetulkannya kamu akan
mematahkannya. (Hadis riwayat al-Bukhari4889).
Hadis
ini dikemukakan oleh Imam al-Bukhari di dalam kitab al-Nikah bab berlembut
dengan wanita. Tujuan al-Bukhari mengemukakan hadis ini ialah untuk menyatakan
sifat fitrah wanita bukannya hakikat kejadian mereka. Apakah tubuh atau jasad
wanita akan mudah patah apabila dikasari oleh orang lain? Tentu sekali tidak.
عن أبي هريرة.
قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إن المرأة كالضلع. إذا ذهبت تقيمها كسرتها.
Sesungguhnya
perempuan itu seperti tulang rusuk. Jika kamu ingin memperbetulkannya kamu akan
mematahkannya. (Hadis riwayat Muslim no: 1468.)
Hadis
ini lebih jelas lagi menyatakan sifat perempuan itu seperti tulang rusuk bukan
diciptakan daripada tulang rusuk. Penggunakan partikel kaf ك ini menyatakan persamaan antara perempuan dan
tulang rusuk. Sementara yang kedua merupakan sudut persamaan antara
kedua-duanya.
Begitu
juga di dalam al-Adab al-Mufrad, Imam al-Bukhari mengemukakan riwayat:
إن المرأة ضلع ,
وإنك إن تريد أن تقيمها تكسرها
Sesungguhnya
perempuan itu tulang rusuk. Jika kamu mahu untuk meluruskannya maka kamu akan
mematahkannya. (al-Adab al-Mufrad, no: 747)
Apakah
hadis ini menyatakan hakikat perempuan itu sebenarnya tulang rusuk? Jawaban
yang pasti tentu tidak. Hadis ini merupakah satu bentuk tasybih atau
perumpamaan yang mempunyai nilai balaghah atau retorik yang tinggi di mana
perkataan yang menyatakan persamaan tidak digunakan begitu juga sudut
keserupaan tidak disertakan. Atau boleh juga dikatakan sebagai bukti bahawa
perkataan tulang rusuk tidak difahami secara harfiah.
Begitulah hemat
kami dalam memehami ayat al quran dan al hadis dalam hal menerangkan tentang di
ciptakanya perempuan yang selama ini banyak di salah pahami oleh sebagian orang.
Percaya atau tidak terserah pembaca.
Dan akhir kata
kami seperti biasanya wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar